Tak selamanya musibah melulu mengakibatkan hal buruk. Di antara itu ada banyak hikmah dan hal positif yang terjadi. Dan, Wahana Komputer Semarang merasakan dampak positif itu. Selama masa pandemi Covid-19, kegiatan online yang meningkat drastis memberikan dampak boomingnya kursus online yang diselenggarakan Wahana Komputer.
Pasar pun kemudian semakin meluas, tidak hanya di Pulau Jawa, namun juga banyak orang luar Jawa yang memutuskan untuk mengambil kursus di Wahana Komputer. Ini tentu saja disyukuri oleh pendiri dan Direktur Utama Lukas Lukmana.
Ia mengungkapkan, lima tahun lalu memulai kursus online supaya bisa menjangkau orang-orang yang tinggal di luar Semarang, namun dengan biaya terjangkau.
Seiring dengan terjadinya pandemi, kursus offline yang sebelumnya diselenggarakan Wahana Komputer terdampak. “Orang tidak nyaman hadir di kelas, dan pengin belajar dari rumah saja,” tuturnya.
Oleh karenanya Lukas, yang pernah menjadi Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) APKOMINDO Jawa Tengah ini, terdorong untuk terus memperbaiki kursus online-nya, mengingat adanya pandemi mendorong semua kegiatan menjadi online. “Orang harus dilayani dalam online, tetapi serasa kursus offline,” katanya. Siswa bisa ketemu guru lewat zoom, kemudian dibimbing atau konsultasi langsung dengan guru.
Ini tentu berbeda dengan jenis kursus yang digagas sebelumnya, yang menggunakan sarana video. Saat itu siswa hanya diberi modul-modul. Tentu saja saat itu tidak terasa seperti kursus beneran, karena modelnya seperti cara universitas terbuka.
Perkembangan teknologi komunikasi telah membawa kursus online semakin familiar, karena siswa bisa merasakan seperti di kelas, merasa dibimbing langsung oleh guru, meskipun belajarnya dari rumah masing masing.
Banyak pilihan kursus yang ditawarkan, di antaranya adalah aplikasi Office, yang dibutuhkan siswa terkait dengan pekerjaan atau untuk menyelesaikan tugas.
Yang berdasarkan hobi, di antaranya desain grafis, juga foto editing dan video editing. “Ini banyak sekali peminatnya. Makin banyak orang ingin menjadi youtuber. Demikian juga hobi gambar dan fotografi,” tuturnya.
Yang bidang gambar berkaitan dengan profesi ambil kursus Autocad. Ini biasanya di bidang arsitektur dan teknik mesin. Peningkatan kemampuan dimaksudkan untuk menunjang profesi. Juga ada yang mengambil kursus coding. Sekarang banyak anak muda yang tertarik dengan pemrograman.
Dengan berbagai paket yang ditawarkan, yang belum memiliki basis akan dilatih sejak awal. Sementara yang punya basis tinggal melanjutkan. “Murid kami mulai dari SD hingga pascasarjana. Bahkan anak SD mengambil kursus video editing. Setelah lulus dia ambil paket lanjutan. Sementara ada yang pascasarjana ambil kursus Office, mengingat Office sekarang beda dengan jaman dulu”.
Awal Usaha
Lukas yang pernah menjabat Ketua Komite Tetap Bidang Multimedia DPD KADIN Jawa Tengah mengenang, ketika mendirikan Wahana Komputer dulu sudah punya visi untuk menjadi lembaga pendidikan terbaik. Ia memulai dengan kurikulum dan bahan yang baik, kemudian merekrut tenaga-tenaga pengajar terbaik dari Undip dan UGM.
” Namun hal itu menjadikan cost menjadi tinggi, sehingga ketika dijual di pasar lokal harga menjadi mahal. Tidak imbang antara pengeluaran dengan pemasukan. Meskipun demikian saya punya keyakinan visi menjadi terbaik itu sudah benar,” ucapnya.
Dari bahan-bahan ajaran yang ada oleh tim litbang Wahana kemudian disusun dan diberikan kepada penerbit Andy Offset dan Gramedia. Mereka melihat itu sebagai materi yang bagus, kemudian diterbitkan. Ternyata booming. “Wahana Komputer lah yang pertama merintis penulisan buku Windows. Dan menjadi best seller,” kata Lukas.
Akhirnya pada 1993 bahan-bahan ajaran yang bagus diterbitkan. Kamus IT Komputer sampai dicetak ulang 16 kali. “Orang kemudian juga mengenal nama Wahana Komputer. Ketika membaca buku itu mereka melihat nama Wahana”. Dan, tambahnya, orang dari luar Jawa kemudian mulai menghubungi Wahana Komputer.
Dalam perkembangannya, kemajuan teknologi membuat bisnis buku menyurut karena konsumen beralih ke buku digital. Di tengah situasi ini Lukas tetap melihat peluang. Buku memang surut, tetapi era digital dimulai.
Ia sempat membuat pendidikan-pendidikan lewat VCD dan disebar ke seluruh Indonesia. Juga pendidikan interaktif untuk anak-anak yang dinamai Si Cerdas. “Jalan waktu itu, tetapi teknologi ternyata cepat berganti”.
Namun tetap saja Lukas melihat bahwa perubahan adalah hal baik. “Ini mengajarkan kepada kita untuk tidak berhenti di satu titik, tetapi tetap mengikuti perkembangan itu,” tuturnya.
Itu pulalah yang mendorongnya untuk mengupayakan agar kursus tidak hanya berhenti di pasar Semarang, tetapi juga menjangkau ke luar Jawa. Tahun 2015 lahirlah kursus online, yang menemukan momentumnya ketika terjadi pandemi Covid-19.
Wahana Komputer menawarkan siswa belajar dari rumah tetapi serasa belajar di ruang kursus. Interaksi dengan guru bisa dilaksanakan dengan lancar, mengingat tidak semua orang bisa belajar sendiri.
Sekarang ini memang belajar online masih memiliki kendala komunikasi dan kuota. “Sinyal terkadang hilang, sementara kuota juga terbatas”. Lukas berharap teknologi komunikasi di masa depan dengan satelit yang boarderless, tidak akan terjadi roaming, dan lain-lain. Sehingga setiap orang bisa memakai internet di mana saja dan kuota lebih murah karena sistemnya langganan. Bahkan bisa saja gratis.
Dia melihat ke depan kursus dari rumah semakin intens. Homeschooling juga meningkat. “Yang tadinya cuma untuk orang-orang kaya, atlet, atau orang berkebutuhan khusus, menjadi untuk semua orang,” ucapnya. Tidak ada lagi pembatasan umur sekolah.
Di internal, Wahana Komputer juga terus berkomunikasi intens dengan siswa maupun eks siswa untuk meminta masukan dan memperbaiki berbagai kekurangan.
Dalam perjalanannya Wahana Komputer bekerja sama dengan berbagai lembaga dan instansi. Dengan Dinas Pendidikan pernah melayani ujian SMP, SMA, dan SMEA, dari yang tadinya memakai LJK sampai CDB.
Kemudian bekerja sama dengan Unika ketika masih belum punya Fakultas Ilmu Komputer selama lima tahun. Lalu masih ada lagi yakni Fakultas Kedokteran Undip dan Sekolah Karangturi.
Wahana Komputer juga pernah mendapatkan penghargaan dari UNDP kaitannya dengan sosialisasi pendidikan komputer di sekolah. Oleh karena itu dari Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan juga pernah datang untuk melihat proses kursus online. (bp)