26 October 2025
Home / Figure / Hendi : Kita Harus Berubah

Hendi : Kita Harus Berubah

Bumi sedang bersih-bersih, untuk itu kita harus berubah. Berubah lebih baik. Antara lain harus selalu menjaga kebersihan. Baik diri sendiri maupun lingkungan. Demikian kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi kepada Padmanews di Marketing Gallery Graha Padma, Selasa (5/5/2020).

Kehadiran wali kota yang akrab disapa Hendi di Gallery Graha Padma itu untuk menerima bantuan 1.250 paket sembako dari Dirut PT Graha Padma Internusa Hendro Setiadji. Bantuan itu diberikan kepada warga terdampak pandemi Covid-19 di lima kelurahan yang ada di Kecamatan Semarang Barat dan Tugu.

Di saat masyarakat Kota Semarang menghadapi pandemi Covid-19, Hendi nampaknya tetap segar dan bugar dan selalu sumringah. Di medsos, facebook, youtube, dan lain-lain, Hendi nampak selalu bersemangat memberikan arahan kepada warga Kota Semarang untuk stay calm (tidak panic buying), work from home, stay at home agar stay safe di tengah pandemi.

Apa resepnya?

Bekerja saya niati sebagai ibadah. Melaksanakan tugas, membantu masyarakat, mengarahkan aparat, dan sebagainya. 

Istri dan anak-anak sering ditinggal tugas, bagaimana dengan mereka?

Saya sudah selesai dengan keluarga. Artinya, istri dan anak sudah ikhlas mendukung tugas dan tanggung jawab saya. Jadi ya tidak masalah jika saya sering berada di tengah-tengah masyarakat dari pada bersama keluarga.

Apa keluarga tidak khawatir, terkait physical dan social distancing?

Tidak. Ikhlas saja. Ya itu tadi, kerja diniati ibadah. Kalau dulu saat anak masih kecil, sering nangis jika saya tinggal pergi bertugas. Tapi kini sudah tidak lagi. Alhamdulillah tidak ada kekhawatiran dari keluarga.

Mengapa memilih pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) bukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB)?

Saya pilih PKM karena mengambil jalan tengah. Kalau PSBB, banyak masyarakat Kota Semarang yang tabungannya tidak banyak. Jadi saya ambil jalan tengah. Usaha kecil menengah tetap bisa berjalan, meski tetap dalam koridor protokol keamanan Covid-19. Jadi roda ekonomi masyarakat tetap berputar.

Apa pertimbangannya?

PKM ini bukan saya ajukan, ini adalah kewenangan kepala daerah khususnya Wali Kota Semarang untuk mengeluarkan Perwal. Ya memang, PKM Kota Semarang ini dilakukan setelah mempertimbangkan PSBB di daerah lain. Kemudian dari hasil rakor dengan Gubernur Ganjar Pranowo ada konsep Jogo Tonggo.

Bukannya masyarakat Kota Semarang sudah melaksanakan PSBB? 

Benar, saya bilang ke Pak Gub. Sebenarnya masyarakat Kota Semarang sudah melakukan seperti PSBB. Sekolah diliburkan, kerja dibatasi, begini dilarang, pembatasan sosial, begitu dilarang, lalu kelemahannya apa? Kelemahannya ya nggak ada yang mengontrol warga itu. Sehingga akhirnya yang disiplin sama yang nggak disiplin jumlahnya hampir berimbang atau bahkan lebih banyak yang nggak disiplin.

Caranya?

Dari situ dibuat konsep agar patroli sehingga masyarakat bisa disiplin. Salah satunya dengan membuat pos terpadu. Dari Perwal ini tim patroliku bisa saya suruh keras sama teman-teman yang masih menggerombol. Tim patroliku bisa juga menegur pabrik yang masih mempekerjakan orang ribuan tanpa jarak tanpa SOP kesehatan, tim patroliku boleh menegur PKL yang kemudian buka di atas jam 20.00, begitu.

Jadi Perwal itu sebagai payung hukum PKM?

Benar. Perwal ini saya buat untuk payung hukum, buat tim patroli yang hari ini saya kembangkan di Semarang. Dengan Perwal ini petugas bisa meminta para pemudik yang bakal masuk ke Kota Semarang untuk putar balik. Kemudian mewajibkan warga untuk mengenakan masker. Jangan sampai capek mengingatkan masyarakat Semarang yang barang kali sampai hari ini ada yang masih coba bandel, ada yang keluar tanpa masker.

Apa saja kewenangan tim patroliku?  Dari Perwal ini tim patroliku bisa saya suruh keras sama teman-teman yang masih menggerombol. Tim patroliku bisa juga menegur pabrik yang masih mempekerjakan orang ribuan tanpa jarak tanpa SOP kesehatan, dll. (Ali)