8 October 2024
Home / Education / SMK Theresiana Bandungan: Bertani Itu Tidak Kotor dan Keren

SMK Theresiana Bandungan: Bertani Itu Tidak Kotor dan Keren

Hari ini, SMK Theresiana Bandungan mendapat kesempatan untuk diliput oleh majalah Padmanews. Kegiatan-kegiatan yang ada di SMK Theresiana Bandungan akan dimuat sebagai artikel di rubrik EDUCATION dengan tema “Jejak langkah dan keunikan SMK Theresiana Bandungan dalam berkontribusi untuk kemajuan dunia pendidikan”.

Sebagai informasi nih #sobatfarming, Padmanews merupakan salah satu penerbit majalah internal (in house magazine) dengan corak jurnalisme gaya hidup. Kalian bisa lo, cek majalah yang sudah pernah diterbitkan secara online di www.padmanews.id 😍 Terbit setiap dua bulan sekali.

Mantap banget ga tuh, sekolah kita bakal masuk ke artikel sebuah majalah 😍. Terima kasih atas kunjungan dan peliputan dari Padmanews. Semoga semakin sukses, dan ditunggu kedatangannya kembali 🙏

#smktheresianabandungan  #smkpertanian  #smkagribisnis #smkpeternakan @smk.theresianabandungan 

—-

Narasi di atas adalah respons dari kunjungan tim Padmanews ke kampus SMK Theresiana Bandungan di Jl Dr Cipto Mangoenkoesoemo 1 Desa Jombor, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Respons langsung itu dilengkapi unggahan foto-foto kegiatan jurnalisme. Narasi informasi yang diunggah di fanpage pendidikan di facebook @smk.theresianabandungan itu dikemas apik dengan sasaran masyarakat luas terutama kaum milenial.

Itu salah satu bukti bahwa pengelola sekolah pertanian itu tak hanya berkutat dengan tanaman padi, jagung, ketela, dan beragam jenis sayur-sayuran, namun juga mengikuti perkembangan zaman. Mereka paham betul bagaimana memanfaatkan media sosial (salah satunya facebook) untuk share informasi sekaligus promosi.

Kedatangan tim Padmanews diterima penuh kehangatan oleh Kasek Adi Atmoko SPd didampingi Koordinator Edu Farm Rosalia Juwatini SE dan Waka Humas Yohana Fransisca Dewi Risna Putri SPd.

”Sekolah kami memiliki dua kompetensi keahlian. Yakni Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura (ATPH) dan Agribisnis Ternak Unggas (ATU). Sejak masuk ke kampus, kami didik dan arahkan anak-anak untuk menjadi enterpreneur sejati baik di bidang ATPH maupun di ATU,” jelas Kasek Adi.

Tidak sekadar ”ngecap” tim Padmanews langsung disambut welcome drink berupa minuman sehat berlabel Farming Go Telang Jeniper (jeruk nipis peras), Welangser (wedang telang sereh gula batu), dan Palasari (sari buah pala gula batu). 

Sebagaimana kita ketahui bunga Telang mengandung antioksidan yang tinggi. Zat antioksidan antosianin yang terdapat di dalam bunga ini merupakan antioksidan alami. Menurut beberapa penelitian, antioksidan ini lebih kuat dari vitamin C.

Minuman itu disajikan dalam wadah cup (untuk welcome drink). Adapun yang sudah dipasarkan di Gelael dan Istana Buah Semarang sudah dalam wadah botol ukuran 250 ml. Lengkap dengan informasi kandungan dan khasiat serta produsennya, yakni SMK Theresiana Bandungan dan PT Hidroponik Agrofarm Bandungan (PT HAB).

”Untuk sementara produk kami sudah bisa didapatkan di Gelael dan Istana Buah Semarang. Kami juga sudah mamasok ke sejumlah hotel dan resto di wilayah Solo dan Yogyakarta,” ujar Waka Humas Yohana.

Dalam ”menu” welcome drink, Adi, Rosalia, dan Yohana juga menambahkan tomat cherry yang berwarna merah dan kuning. Sekolah yang berdiri sejak tahun 1969 di bawah naungan Yayasan Bernadus itu juga memiliki kantin yang melayani pengunjung. Di kantin itu, pengunjung bisa memesan beragam menu yang tentu semuanya organik. Semua menu yang disajikan adalah produksi guru dan murid SMK Theresiana Bandungan dan PT HAB.

PT HAB (bersertifikat Prima 3) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertanian dengan teknik hidroponik modern, memiliki 8 green house di lingkungan kampus SMK Theresiana Bandungan. ”Semua tanaman ditanam di dalam green house untuk meminimalisasi hama dan tentu saja bebas pestisida,” ujar Adi.

Beragam tanaman sayur sayuran yang ditanam di 8 green house antara lain adalah beragam jenis sawi (green pokcoy, white pokcoy, cay sim), kangkung, beragam jenis selada (romaine, junction, lolorosa, locarno, dan kristine), dua jenis tomat cherry (merah bulat dan kuning lonjong), tomat beef (beef recento hingga beef S, M, L, XL), dua melon golden kinanti dan rock), serta tiga jenis paprika (kuning, merah, hijau).

Tomat cherry, sayur daun dan paprika sudah bersertifikat Prima 3. Untuk tomat cherry nomor sertifikat 33/22-3-77-0001-10/2017, sayur daun (33/22-3-71-0002-10/20/2017), dan paprika (33/22-3-58-0003-10/2017).    

Luwes

Pihak sekolah sangat luwes dalam transfer ilmu secara teori (30%) dan praktik (70%) kepada para siswa SMK Theresiana Bandungan. Saat ini ada 135 siswa, terdiri atas kelas X 54 anak, kelas XI 36 anak, dan kelas XII 45 siswa.

”Kami tidak terpaku dengan jam pelajaran. Kalau sudah di green house, anak-anak bisa mendapatkan mata pelajaran secara teori sekaligus praktik dari pagi sampai siang. Sehingga peserta didik kami benar-benar faham dan mampu mandiri selepas dari kampus ini.”

Hal itu sesuai dengan cita-cita luhur pendiri sekolah, Pastor Rochus Chang Peng Tu, Pr  tahun 1969. Yakni, membangun Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) untuk menyambut Era Swasembada Pangan yang saat itu dicanangkan Presiden Soeharto.

Pastor Rochus Chang Peng Tu, Pr menekankan kepada pengelola agar SPMA atau Sekolah Farming Bandungan yang kini menjadi SMK Theresiana Bandungan itu dikenal dan diperhitungkan di tingkat nasional bahkan kawasan regional Asia Tenggara.

”Memang kampus kami berada di desa, di pucuk gunung Bandungan, bahkan saat ini ‘dikepung’ oleh ‘hutan’ industri karaoke. Namun kami terus menerus memperbaiki diri dan mengikuti zaman agar imej pertanian itu kotor dan identik dengan kaum marjinal terkikis habis,” jelas Adi.

Sebab, lanjut dia, dengan sistem pertanian modern (argrobisnis, hidroponik, green house), mengganti media tanam dari tanah ke serbuk sabut kelapa dalam polybag dengan nutrisi tanaman yang terukur di dalam air yang mengalir setiap saat, maka bertani menjadi bersih, tidak kotor, dan sangat menyenangkan.

Rizki, siswa peserta magang

”Kami tanamkan pemahaman ke anak-anak bahwa menjadi petani tidak harus kotor, tidak lagi miskin, dan tidak lagi identik dengan kaum marjinal. Dengan sistem pertanian hidroponik, bertani itu menjadi bersih alias tidak kotor, menghasilkan banyak uang karena produknya bernilai lebih, dan tentu saja keren.”

Adi yang didukung 15 orang (staf dan guru) selalu menanamkan  kepada seluruh siswa agar bermental enterpreunership, bermental wirausaha. Lulus dari sekolah para siswa harus sudah bisa menghidupi diri sendiri, menciptakan lapangan kerja, atau paling tidak bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan, sesuai dengan ilmu yang didapat di sekolah.

Selama ini SMK Theresiana Bandungan juga sudah sering dikunjungi masyarakat, baik sekadar membeli sayur sayuran organik hingga rombongan dari instansi pemerintah dan lembaga bisnis non-pemerintah, sekolah-sekolah pertanian. Di samping juga menjadi tempat pelatihan para siswa dan outbound.    ”Ke depan, kami bertekad menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Bandungan, Kabupaten Semarang. Terlebih lagi jika Pasar Bandungan Baru yang tepat berada di depan kampus kami ini diresmikan, tentu akan banyak kunjungan ke tempat sini,” ujar Adi. (Ali)