8 October 2024
Home / Inside / Kemarakan Usaha di Ruko Graha Padma

Kemarakan Usaha di Ruko Graha Padma

Ada hubungan timbal balik antara rumah toko (ruko) dengan para penghuni sebuah perumahan. Warga memperoleh kemudahan akses untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka. Sementara bagi para pengusaha di ruko, banyaknya penghuni juga menjadi pasar yang menarik bagi mereka.

Itulah yang terjadi di Perumahan Graha Padma Semarang. Berbagai macam usaha semakin marak bertumbuh di kompleks ruko. Mereka kebanyakan berasumsi bahwa jumlah warga yang semakin banyak di perumahan, merupakan potensi yang harus diraih.

Mendekatkan usaha ke pasar yang potensial ini kemudian menjadi pilihan yang pas bagi para pengusaha. Maka kemudian ruko di Perumahan Graha Padma marak dengan berbagai layanan barang dan jasa. Ada retailer, rumah makan, usaha material, kantor, bakery, kafe sampai spa. Dan masih banyak lagi.

Ken Riza dari Shanata Beauty & Spa memperkirakan ada sekitar 1.500 KK di dalam Perumahan Graha Padma. “Tentunya dengan strategi marketing tepat, baik online maupun offline akan mampu memberikan potensi yang besar untuk usaha kami”, tuturnya.

Ia bersyukur mempunyai lokasi di Blok B5 No 12A yang mana lokasi ini strategis dan berada di jalur utama perumahan yang tentunya akan berdampak secara signifikan untuk menarik minat warga Graha Padma. “Terutama para ibu yang tentunya perlu ada me time dari kesibukan, baik di rumah maupun di tempat kerja dan tidak perlu jauh-jauh keluar perumahan. Kami optimis dengan prospek usaha ini”, katanya.

Namun demikian, menurutnya, satu hal yang pasti demi mewujudkan potensi pasar yang baik pihaknya akan memerlukan bantuan dari pihak Graha Padma Estate agar dapat memaksimalkan strategi marketing.

“Kalau informasi ke warga Graha Padma kurang, tentu dapat menghambat strategi marketing kami. Oleh karena itu kami mohon agar dapat diberi tempat untuk kami bisa berpromosi seperti spanduk air mancur di depan area pintu masuk perumahan”, katanya.

Ditambahkan, lokasi ini cukup bisa dapat mengenalkan produk kepada calon pelanggan. Dia melihat masih banyak tempat usaha di dalam Perumahan Graha Padma yang pelanggan belum tahu.

“Berdasarkan testimoni pelanggan tetap kami dari warga Graha Padma sendiri, mereka tidak tahu ada Shanata Beauty & Spa sampai mereka melihat lampu kami yang terang di waktu malam ataupun pada saat mereka lewat Padma Boulevard menuju Club House. Jadi jika kami bisa dapat spot di spanduk depan alangkah baiknya”, ucapnya.

Pihaknya juga berencana untuk menyebar brosur di lingkungan Graha Padma agar dapat memperluas informasi secara menyeluruh dan agar juga dapat terjadi perputaran ekonomi yang bagus di dalam lingkungan Graha Padma. Bahkan kepada warga Perumahan Graha Padma, Shanata Beauty & Spa akan memberikan special offer dengan menunjukkan identitas mereka sebagai warga perumahan.

Potensi Pasar

Sementara itu, pemilik Tonggo Bakery, Ringa E Kurniawan melihat bahwa jumlah penghuni adalah faktor utama besarnya potensi pasar di perumahan. Kedua, pengunjung dari luar perumahan.

Haryanto Sugeng, pemilik resto “Istana Es Manggala”

“Kami bersyukur mempunyai beberapa langganan yang mayoritas adalah penghuni perumahan. Sesuai dengan nama kami, Tonggo kami memang adalah supporter utama usaha kami”, tuturnya.

Ringa sendiri tinggal di Graha Padma, sehingga dia berpikir alangkah enak jika bisa bekerja dekat dengan rumah. Apalagi dia juga melihat pospek usaha di lingkungan perumahan sedang berkembang.

 “Seiring berjalan waktu, dengan dibukanya mini market sebagai tetangga kami, meningkatkan foot traffic keseluruhan di area seputar kami. Adanya kegiatan offline di Sekolah Karangturi juga menambah traffic dari orang yang berdomisili di luar Graha Padma”, ucapnya.

Baginya saat ini salah satu hambatan yang dirasakan adalah untuk pengiriman produk tertentu yang harus menggunakan mobil, seperti kue tart. Dikarenakan tingginya biaya ongkir, mengurangi jangkauan pasar di area yang jarak tempuhnya jauh seperti Semarang Timur, Tembalang atau Banyumanik.

“Untuk itu cara mengatasinya kami mengkreasikan alternatif produk lain yang aman dikirim dengan motor supaya bisa menghemat biaya ongkir”.

Sama seperti Ken, Ringa juga berharap pengelola perumahan bisa memberikan support iklan dan mempromosikan produk untuk pengenalan usaha yang ada. “Dengan berkembangnya usaha, bisa mendorong lebih banyak peminat lain untuk juga memulai usaha dan makin meramaikan area sekitar”, katanya.

Sementara Harianto Sugeng Santosa (Hauw), pemilik Istana Es Buah Manggala bercerita, pada awalnya rekan-rekannya menganggapnya berani sekali buka rumah makan di dalam perumahan. Namun terbukti prediksinya tepat. Upaya mendekati pasar itu disambut warga Perumahan Graha Padma dengan antusias. “Pesanan antar dan juga yang datang makan di tempat membludak”.

Diakuinya memang ketika pandemi meningkat, berbagai kebijakan pembatasan di tempat publik mau tak mau menjadikan keterbatasan kunjungan. Namun demikian sampai sekarang rumah makannya mempunyai pasar yang cukup stabil.

Sementara dengan semakin banyaknya usaha makanan yang juga tumbuh di ruko perumahan, dia merasa tak masalah. “Kita bisa bersaing dengan sehat. Apalagi dengan adanya saingan justru memacu kita untuk lebih baik lagi”, katanya.

Harianto memulai usaha Istana Es Buah Manggala pada 2004, dengan lokasi berpindah pindah. Pada tahun 2020 dalam suasana pandemi waktu itu berlokasi di Gapura, depan Hotel Gumaya Jalan Gajah Mada.

Mengingat lokasi mau dipakai sendiri oleh pemiliknya, kemudian ia memindahkan lokasi usaha di dalam Perumahan Graha Padma. Ia melihat mestinya warga perumahan butuh tempat menikmati makan. Selain itu ia juga melihat potensi pasar yang besar dengan semakin padatnya penghuni perumahan. (bp)