Pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 hingga awal 2021 tak kunjung usai. Banyak warga masyarakat yang kelimpungan karena ruang kerja dibatasi. Banyak yang putus asa.
Tuhan YME telah menciptakan manusia sebagai mahluk yang sempurna dibanding mahluk lain. Salah satu dari kesempurnaan ciptaan Tuhan YME itu adalah naluri defend and attack (bertahan dan menyerang balik) di saat terdesak.
Di saat terdesak, ada pula yang justru muncul ide kreatif dan cemerlang. Bahkan, ide-ide itu bisa membalikkan keadaan yang semula negatif (merugikan) menjadi positif (menguntungkan).
Sebagaimana dilakukan Hendro Setiadji. Dirut PT Graha Padma Internusa (GPI) Semarang ini justru bisa membuat air purifier sendiri, di saat dia menanti cukup lama alat pembersih udara yang bisa membunuh kuman, bakteri, dan virus pesanannya yang tak kunjung datang.
Ceritanya begini. Di awal pandemi Covid-19, Hendro resah karena karyawan kantornya cukup banyak. Dia begitu khawatir karyawannya terpapar Covid-19 karena berada di dalam ruangan dan melayani klien yang jumlahnya cukup banyak.
Sementara virus Covid-19 tidak tahu ada di mana, siapa pembawanya, dan akan hinggap di mana atau ke siapa?
Hendro kemudian memesan air purifier ke pabrikan PT Kudos Istana Furniture Kudus. Namun karena banyak pesanan air purifier di pabrik Kudos Kudus, maka barang yang dipesan tak kunjung datang.
Akhirnya Hendro berinisiatif membuat air purifier sendiri. ”Sebelum berkecimpung di properti, saya cukup lama di bisnis mebel. Saya pelajari sistem air purifier yang dijual di pasar. Kemudian saya berkolaborasi dengan lulusan SMK PIKA (Pendidikan Industri Kayu Atas) Semarang. Dengan uang kurang dari Rp 2 juta, sudah tercipta air purifier untuk kapasitas coverage area hingga 10×10 m2,” jelasnya.
Menurut Hendro, sebenarnya untuk ukuran kamar tidur atau ruang tamu kantor yang tidak terlalu luas harganya sebuah alat air purifier bisa ditekan. Terlebih lagi jika diproduksi massal, tentu dengan angka di kisaran Rp 1 juta, masyarakat bisa menikmati udara bebas dari beragam kuman, bakteri, dan virus, terutama Covid-19 di ruangan kerjanya, di ruang tamu kantor, di ruang tamu rumah, di kamar tidur, di ruang keluarga, di ruang makan, dsb.
”Yang saya buat untuk ruang tamu Graha Padma, papannya masih terlalu tebal. Jadi bisa dipilih papan yang lebih tipis lagi. Kapasitas kipas bisa dikecilkan begitu pula ukuran watt neon lampu UV bisa diperkecil. Sehingga bisa lebih hemat listrik.”
Hendro juga membuat sistem low maintenance untuk air purifier buatannya. ”Paling-paling mengganti neon lampu UV jika putus. Selebihnya tidak ada komponen yang diganti. Tidak perlu mengganti saringan atau filter udara, karena alat ini saya ciptakan untuk membunuh kuman, bakteri, dan virus terutama Covid-19 yang ada di udara, nempel di baju kita atau tetamu atau klien yang datang ke kantor, nempel di peralatan kantor seperti meja, lemari, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Harga neon TL REFILL UV-C Anti Bakteri Lampu AntiVirus Lamp TL UV sangat beragam. Bergantung merek dan besarnya watt. Mulai dari Rp 50 ribuan hingga Rp 300 ribuan. Sebab, lampu bacteria TUV Disinfectant Kuman di pasaran ada yang 8W, 10W, 30W, hingga 36w (panjangnya 90 cm-an).
”Dan, lampu neon TL UV-C anti bakteri itu tidak mudah putus. Lagian pemakaian air purifier juga tidak sampai berjam-jam. Cukup dihidupkan beberapa menit, sesuai kebutuhan. Saat dihidupkan itulah, kuman, bakteri, dan virus yang ada di dalam ruangan langsung tersedot dan dibunuh dalam hitungan menit,” jelasnya.
Sehingga siapapun yang datang ke kantor Graha Padma Semarang akan merasa nyaman dan aman. Karena sudah ada air purifier di ruang-ruang tamu dan di sejumlah tempat lain yang biasa digunakan untuk pertemuan atau meeting dengan klien. Anda ingin memesan air purifier buatan Hendro Setiadji, CEO Graha Padma Semarang? (Ali)