Sekitar 150 tahun yang silam terjadilah wabah Penyakit di Kota Semarang. Sejumlah tokoh masyarakat Kota Loenpia itu kemudian bersepakat mendatangkan patung Dewa PO SENG TAY TEE (Dewa Pengobatan) dari Negeri China ke Kota Semarang. Kemudian patung Dewa Pengobatan itu diarak ke jalan-jalan di Kota Semarang.
” Atas izin Tuhan YME sebelumnya, dengan tujuan agar supaya wabah penyakit itu hilang musnah dari Kota Semarang. Tidak lama kemudian wabah penyakit tersebut berakhir”, kata Ketua Umum Yayasan Kelenteng Tay Kak Sie, Tanto Hermawan kepada Padmanews baru baru ini.
Ia menambahkan, hingga saat ini diyakini oleh penganut agama Konghucu dengan memohon kepada Dewa tersebut banyak yang mendapatkan kesembuhan apabila mendapatkan penyakit apa pun.
Mereka juga meyakini patung Dewa Pengobatan ada yang mereduksi hal-hal yang berbau magis. ”Misalnya ada yang kena santet, dapat memohon pertolongan Dewa HIAN THIAN SIANG TEE. Demikian juga hal-hal lain yang berbau magis”.
Menurutnya, Kelenteng Tay Kak Sie yang berada di Gang Lombok, Kelurahan Purwadinatan, Kecamatan Semarang Tengah, Semarang, Jawa Tengah, ini memiliki 30 patung dewa-dewi.
”Tuan rumah” kelenteng yang berada di kawasan Pecinan Kota Semarang itu adalah DEWI KWAN IM PO SAT. Masyarakat awam menyebutnya sebagai Dewi Welas Asih.
Patung Dewi Kwan Im diletakkan di ”singgasana” yang langsung menghadap ke arah pintu utama, dan diapit DEWA SAM PO TAY DJIEN ( Laksamana Cheng Ho) dan DEWI THIAN SANG SENG BO (Dewi Laut).
Tata Cara Sembahyang
Tanto Hermawan mengungkapkan, di kelenteng Tay Kak Sie ada tata cara sembahyang yang harus dilakukan yaitu
Pertama kali, kita sembahyang ( berdoa) kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, mengucapkan Syukur dan Terima kasih atas kehidupan, perlindungan dan Berkat serta kemudahan dan kemurahan rejeki dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kedua, Sembahyang (berdoa) di hadapan patung Dewa SAM KWAN TAY TEE (tiga dewa) yakni Dewa bagian Udara, Tanah dan Air.
Ketiga, Sembahyang (berdoa) kepada DEWI KWAN IM PO SAT (Dewi Welas Asih ), sebagai Tuan Rumah di kelenteng Tay Kak Sie dan Dewa Seta Thian Wang (4 Raja Langit)
Keempat, Sembahyang ( berdoa) kepada 3 BUDHA Sakia Mo Nie Hut, O Mie To Hut, dan Yo Soe Hut. Kelima, Sembahyang( berdoa) kepada 18 CAP PWEE LO HAN. Keenam, Sembahyang (berdoa) Dewa SAM PO TAY DJIEN ( Laksamana Cheng Ho). Ketujuh, Sembahyang ( berdoa) kepada Dewi THIAN SANG SENG BO ( Dewi LAUT)
Dewa dewi tersebut ada di dalam posisi kedudukan di Altar Tengah bangunan Tay Kak Sie. Adapun Dewi dewi ada didalam posisi bangunan sayap kanan yaitu:
Dewa HOK TEK TJING SIEN ( Dewa Tanah) dengan pengawalnya Dewa HAUW TJAING KONG. Ada pula Dewa TEE TJONG ONG PO SAT (Dewa Urusan Arwah), Dewa KWAN KONG (Dewa Keadilan ), Dewa KIANG TJOE GEE ( Dewa Kesabaran), NABI KHONG HU CU ( Maha Guru ajaran Khong Hu Cu), Dewa HIAN THIAN SIANG TEE( Dewa Pengobatan), Dewa DJING SUI TJO SOE ( Dewa bagian air).
Sedangkan posisi Dewa Dewi di bangun sayap kiri yaitu:
Dewa CHENG WANG LAO YE ( Dewa Kehakiman), Dewa PO SENG TAY TEE ( Dewa Pengobatan), Dewa JAY SEN YA ( Dewa Rejeki), Dewa KONG TEK TJUN ONG, Dewa THAY SANG LAUW CIN
( Dewa ajaran Taoisme), Dewa HOK.
Lilin Permanen
Jika kita menyambangi Kelenteng Tay Kak Sie, di halaman luar bangunan kelenteng utama kita bisa melihat sepasang (dua buah) lilin raksasa dengan tulisan berhuruf China yang ada di kedua ”batang” lilin itu artinya: Sekeluarga Sehat dan Selamat. Semua Lancar.
Dahulu lilin raksasa ini benar-benar terbuat dari bahan lilin. Namun jika dinyalakan tidak lama semua lilin akan meninggalkan residu atau lelehan yang menjadikan tempat kotor dan tidak nyaman.
Maka pengurus kemudian mengubah dengan membuat lilin permanen yaitu lilin yang dinyalakan dengan bahan minyak, sehingga di bagian atas tetap menyala meskipun ada angin dan hujan karena tertutup oleh kaca. Sementara bahan bakar minyak diletakkan posisi di bawah dan ditarik ke atas . Lilin bagian atas menggunakan sumbu sehingga bisa bertahan menyala lama.
Tanto Hermawan menambahkan bahwa dengan lilin minyak, tempat menjadi bersih dan nyaman apabila ada perayaan apapun yang digelar. Serta banyak mendatangkan warga dan umat agama apapun berkunjung untuk sebagai objek wisata berfoto-foto di halaman luar karena selain dengan adanya lilin raksasa juga terdapat Patung Dewa SAM PO TAY DJIEN ( Laksamana CHENG HO) yang indah.
Kelenteng Tay Kak Sie pada setiap menjelang perayaan Tahun Baru China atau Imlek secara rutin menggelar tradisi :
– UPACARA SENG SANG THIAN yakni ritual Para Dewa-Dewi ke Khayangan menghadap THIAN ( Tuhan Yang Maha Kuasa) .
– UPACARA SENG XIA THIAN diadakan hari ke 4 setelah Tahun Baru Imlek, yaitu turunnya para Dewa Dewi dari khayangan.
Selain itu Kelenteng Tay Kak Sie juga mengadakan pembagian ANGPAO (uang) untuk para Lansia . Sementara pembagian sembako diadakan di Pertengahan Tahun.
Setiap Tahun kalender Imlek bulan 5 tanggal 1 Kelenteng Tay Kak Sie mengadakan upacara memperingati Kedatangan Patung Dewa PO SENG TAY TEE dengan arak-arakan membawa Dewa Pengobatan tersebut ke Pantai Marina di pagi hari dan kembali ke kelenteng pada siang harinya sebagai tujuan agar supaya Kota Semarang aman dan dibebaskan dari wabah penyakit.
Pada kalender imlek bulan 6 tanggal 29 kelenteng mengadakan juga upacara memperingati Kedatangan Dewa SAM PO TAY DJIEN ( Laksamana Cheng Ho) di Semarang.
Pagi hari membawa Patung Dewa tersebut ke Kelenteng Gedung Batu , disemayamkan di singgasana hingga siang hari kembali ke Kelenteng Tay Kak Sie.
Kelenteng Tay Kak Sie sering mendapat kunjungan dari para wisatawan dari manca negara. (Ali)