Minggu pagi (16/2/2020) seratusan anggota Green Candi Sport Community (GCSC) berkumpul di The Club (sport centre) Perumahan Graha Padma, Semarang. ‘’Kami rutin berkumpul untuk berolah raga pagi kok. Jika biasanya di Perumahan Green Candi, pagi ini di Perumahan Graha Padma. Biar tidak monoton,’’kata Hendra Setiadji, Dirut PT Graha Padma Internusa, pengembang Perumahan Graha Padma Semarang.
Selain shohibul bait, Hendra Setiadji, hadir pula Kris Dharmawan (owner Gallery Semarang), Tatang Budiono beserta istri (owner Teh Tong Tji) yang datang jauh-jauh dari Tegal, dan sejumlah pengusaha di Jawa Tengah lainnya.
Ketua GCSC Kusno Suharjo Santoso membenarkan 90 persen dari seratusan anggotanya adalah pengusaha.
“Awalnya, saya Pak Budi, Pak Aris, Pak Ismawan, Pak Jono, dan Pak Bobby sering bertemu di Patra Jasa. Kami Itu terjadi di tahun 2005,’’ jelasnya.
Karena bertemu setiap pagi di kolam renang Patra Jasa, akhirnya menumbuhkan rasa ‘’tresno’’ (sayang) di antara mereka. Mereka kemudian membentuk sebuah perkumpulan. Dari enam orang itu, kemudian bergabung beberapa orang lagi. Sehingga terkumpul sekitar 15 orang.
Setelah itu, tempat kumpul mereka pindah ke Perumahan Green Candi. Itulah mengapa mereka namakan Green Candi Sport Community (GCSC). ‘’Kini anggotanya sudah 100 orang lebih, tidak hanya dari Semarang tapi juga Tegal dan Jakarta.’’
Kegiatan GCSC setiap Senin-Sabtu adalah jalan pagi, senam, renang, dan kulineran. Dua bulan sekali jalanjalan
ke dalam dan luar negeri. ‘’Kami merasa punya visi dan misi yang sama dan pandangan yang sama. Klub tidak utuh kami, namun kamilah yang butuh klub,’’ jelas Kusno sembari menambahkan bahwa anggota GCSC yang paling muda usianya 50 tahun yang paling tua 79 tahun.
Budi Setjahusada (79), anggota GCSC tertua merasa senang bergabung di klub karena mengutamakan kesehatan anggota. Selain itu klub juga sering mengadakan bakti sosial. ‘’Para anggota klub datang pagi untuk olahraga. Jika ada yang sakit, siangnya kami kunjungi bersama, kami hibur dan doakan agar cepat sembuh.’’
Selain itu, anggota klub juga terkadang jalan-jalan bersama di dalam dan luar negeri. Seperti ke Amerika, Eropa, Australia, China, Jepang. Korea, Hawaii, dll.
Surprise
Di sela kegiatan anggota GCSC, seperti senam aerobik dan line dance (konon tarian ini dapat mencegah kepikunan dan osteoporosis), tiba-tiba Rudi, vocalis CongRock 17, yang pagi itu merangkap sebagai MC mengajak seluruh anggota GCSC berkumpul di sebelah timur panggung line dance.
Karena sebagian besar anggota klub itu adalah manula, undangan Rudi untuk berkumpul itu seakan tidak didengar. Mereka tetap asyik ngobrol, fotofoto bersama, selfi-selfi di depan kolam renang, dan sebagainya.
Kusno pun ikut membantu memanggil seluruh anggota klub untuk berkumpul. Setelah mereka semua berkumpul, Rudi kemudian menyanyikan lagu ‘’Selamat ulang tahun’’ yang dipopulerkan grub band Jamrud.
Hari ini, hari yang kau tunggu
Bertambah satu tahun, usiamu,
Bahagialah s’lalu
S’moga Tuhan, melindungi kamu
Serta tercapai semua angan dan cita citamu…
Wow, ada yang ulang tahun. Mata Evelyn Damayanti nampak berkaca-kaca setelah meniup kue ulang tahun. Dia begitu terharu karena hari ulang tahunnya yang ke-67 dirayakan cukup sederhana namun sangat meriah. Terlebih lagi, sang suami tercinta, Hendra Setiadji memberikan pelukan dan ciuman di depan temanteman, kolega bisnisnya, para karyawannya, dan sekitar 100-an anggota GCSC, di mana keduanya juga menjadi anggotanya. Bahkan Sekda Kota Semarang Iswar Aminudin mewakili Wali Kota Semarang Hendar Prihadi, juga hadir di untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Evelyn.
Raut wajah Evelyn nampak putih merona. Malu, haru, bahagia tak terkira campur aduk jadi satu. ‘’Terima kasih suamiku tercinta, terima kasih teman-teman, dan terima kasih kepada semua yang telah hadir disini,’’ katanya.
Kepada PadmaNews, Evelyn mengaku pesta ulang tahunnya ke-67 sungguh surprise. ‘’Acara ini saya tidak dilibatkan sama sekali. Jadi ya benar-benar surprise,’’ kata alumnus Sekolah Asisten Apoteker (SAA) Semarang ini.
Perempuan pehobi dansa ini mengaku kenal dengan Hendra Setiadji selama 10 tahun sebelum menikah. ‘’Setahun kenal lalu pacaran selama 9 tahun. Waktu itu saya kelas 1 SAA dan Pak Hendra kelas 2 SMA Loyola,’’ kenang perempuan yang saat sekolah dulu suka kegiatan pramuka, pencak silat, menari Srimpi dan Bondan.
‘’Pak Hendra dulu ya belum mapan seperti sekarang. Saya ikut membantu membuka usaha fotokopi ‘Astragraphia’ di rumah Jl Gajahmada, Semarang. Fotokopi itu saya buka 24 jam, agar bisa melayani masyarakat yang membutuhkan.’’
Hendra pun menimpali, ‘’Harus saling mengerti baik kelebihan dan kekurangan pasangan. Jangan hanya kebaikan dan kesuksesannya, namun juga harus mengerti dan memaklumi kekurangan dan kelemahannya. Itulah mengapa kami bisa bertahan lebih dari 40 tahun berkeluarga’’. (ali)