PT Graha Padma Internusa (GPI) terus berupaya mewujudkan kawasan One Stop Service untuk memenuhi kebutuhan sebagai salah satu permukiman di Kota Semarang yang memiliki fasilitas lengkap dan maju.
Sebuah lingkungan permukiman tentu membutuhkan suatu fasilitas atau layanan yang lengkap. Fasilitas tersebut bisa berbagai macam, mulai untuk komersial ataupun non-komersial.
Salah satu fasilitas non-komersial yang disediakan oleh PT GPI adalah dengan dibukanya Studio Vita Mahaswari Production (VMP) Music and Vocal Course pada Senin, 12 Februari 2024 di The Club Graha Padma Lantai 2 Jl Padma Boulevard Semarang.
Peluncuran studio bertemakan “Misa Syukur dan Pemberkatan Studio VMP Music and Vocal Course” itu dipimpin oleh Romo FX Sugiyana Pr dan dihadiri manajemen PT GPI, manajemen Studio VMP serta para undangan lainnya.
Dalam Misa Syukur tersebut, Romo FX Sugiyana Pr menyampaikan, Tuhan menciptakan setiap pribadi dengan segala keunikan. Mereka ditempatkan di Taman Firdaus supaya bisa saling membahagiakan satu sama lain dan menciptakan keindahan kehidupan. Menyanyi menjadi bagian yang akan membawa hati setiap orang untuk tahu.
“Tuhan menganugerahkan dan menciptakan umat-Nya dengan segala keunikan dan kelebihan. Anda diberi kelebihan untuk bernyanyi. Dan dalam ucapan Injil, bagi saya talenta dan kemampuan-kemampuan seseorang itu bagaikan benih. Benih yang perlu ditaburkan, dirawat, dijaga, dan yang membutuhkan benih, berharap supaya bisa benih tumbuh berkembang dan akhirnya bisa dinikmati,” kata Romo FX Sugiyana Pr Pr.
Menurutnya, banyak orang mau membangun kebersamaan, membangun spirit, membangun pengaruh, membangun suatu energi kepada orang lain, dan itu tidak ada yang bisa melebihi sebuah seni, salah satunya adalah seni suara.
Bagaimana seni bisa memberikan energi begitu banyak orang, bisa mempersatukan semua orang sekalipun punya latar belakang yang berbeda-beda, serta bisa membawa suatu gerakan yang lebih besar lewat sebuah seni.
“Maka saudara-saudara terkasih, kita bersyukur dengan adanya tempat ini yaitu Studio VMP Music and Vocal Course ini, yang saya rasa pasti akan ambil bagian mengembangkan potensi-potensi yang ada, bisa mengembangkan benih yang harus kita usahakan. Dari benih itulah, orang lain nanti mendapatkan manfaatnya”.
“Proficiat untuk ini semua dan Anda-Anda yang sudah menjadi bagian dari Studio VMP. Saya berharap langit dan bumi menjadi saksi perjuangan kalian. Bagaimana di studio ini, kita mau menciptakan dengan kemampuan yang kita punyai, menciptakan sebuah Firdaus. Yakni tempat di mana setiap orang merasakan damai, merasakan energi yang baik, merasakan dengan Tuhan, merasakan ada cinta di dalamnya, serta merasakan ada persaudaraan didalamnya”.
“Saya rasa kemampuan kita, entah kemampuan bernyanyi, bermusik, public speaking yang positif, saya percaya semua akan dipakai oleh Tuhan untuk sebuah kehidupan yang lebih baik,” ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan dari manajemen PT GPI Nurwindhia Buntario mengatakan, keberadaan Studio VMP Music and Vocal Course di Graha Padma ini untuk mengisi kebutuhan yang bersifat non-komersial.
“Pelatihan atau kegiatan yang berkecimpung di vokal dan musik ini adalah suatu pemikiran dari manajemen bahwa kebutuhan itu tidak melulu pada komersial, tapi juga kebutuhan akan skill. Karena sebuah keluarga pasti punya anak-anak yang tentunya orang tua mengharapkan anak-anak mereka memiliki prestasi yang tidak hanya di lingkungan formal, tetapi juga punya skill atau kelebihan untuk si anak itu agar bisa mengembangkan bakatnya”.
Nah, tambahnya, dengan adanya Studio VMP ini diharapkan anak-anak yang tinggal di Graha Padma yang menyukai seni bernyanyi, mereka dapat belajar di tempat ini. Tidak menutup kemungkinan juga bagi mereka yang berada di luar Graha Padma, sangat terbuka.
“Karena keberadaan Studio VMP di Kota Semarang, khususnya di Semarang Barat ini membuka wawasan dan memberikan kesempatan bagi setiap anak atau siapa pun agar bisa belajar mengembangkan bakatnya dalam hal menyanyi,” papar Nurwindhia.
Menakhodai Sendiri
Studio VMP Music and Vocal Course sendiri telah ada sejak Desember 2011. Sang pendiri sekaligus pioner, Vita Mahaswari yang juga seorang penyanyi, menakhodai kapalnya tersebut sendiri.
Saat ini ada empat coach sebagai pengajar dengan jumlah siswa 60 orang. Para siswa terbagi dalam beberapa kelas, antara lain privat, semi privat, dan grup. Untuk ruang, ada ruang vokal, musik, dan stage act, lebih ke musikal. Selain itu juga ada ruang studio recording.
Vita menceritakan, VMP diambil dari namanya Vita Maheswari. Awalnya ia memang senang atau hobi menyanyi dan seni. Vita mengaku sudah mengikuti kompetisi menyanyi, baik solo, duet maupun paduan suara sejak di bangku Sekolah Dasar (SD) dan kuliah.
Dirinya juga sering menjuarai lomba lagu Mandarin tingkat Nasional. Sampai akhirnya alumnus FISIP Undip ini terjun di bidang entertainment, hingga memiliki grup vokal dan grup musik.
Berangkat dari situlah, Vita dan beberapa teman yang memang praktisi musik, memiliki pemikiran untuk membuat divisi musik dan vokal. Apalagi, ia melihat talenta anak-anak sekarang makin luar biasa, didukung fasilitas yang juga semakin bagus.
“Ini memang proyek idealisme saya. Walaupun outodidak, kami punya pengalaman yang baik di dunia vokal, musik serta entertainment. Nah inilah poin plus untuk VMP Music and Vocal Course. Karena tim pengajar adalah praktisi, jadi paham kebutuhan anak-anak dalam bernyanyi serta bagaimana saat di atas panggung dan public speaking”.
“Ditambah lagi kami mendapatkan fasilitas luar biasa dari Graha Padma, di The Club, di mana memang nantinya di sini akan menjadikan One Stop Service untuk hobi, termasuk bermusik dan bernyanyi. Karena itu, kami diajak untuk membuka kelas vokal di sini. Tentunya dengan fasilitas yang lebih baik dan lebih nyaman”.
“Harapannya, lanjutnya, anak-anak, siswa-siswi, dan calon siswa-siswi akan bergabung dalam VMP Music and Vocal Course, sehingga akan mendapatkan dampak yang baik,” kata Vita pernah menjalankan misi budaya ke Atlanta, Amerika Serikat.
Wanita asli Kota Semarang ini mengungkapkan, konsep mengajar yang digunakan di Studio VMP Music and Vocal Course ada banyak kelas. Dari privat, semi privat berdua atau grup, dan kelas stage act. Di mana diharapkan anak tidak sekadar bisa bernyanyi atau hanya bisa menggali skill di olah vokal, tapi mereka juga bisa melengkapinya dengan bagaimana perfomanya di atas panggung. Dari koreografi, gesture, dan body language di atas panggung di depan audiens. Hal ini yang menjadi poin plus di Studio VMP.
“Selain coach-coach-nya praktisi, kami juga memikirkan bagaimana membuat paket seorang anak tampil seperti apa. Lalu, kami melengkapinya dengan kelas musik, yaitu gitar, violin, saksofon, dan keyboard,” kata Vita.
Ia melanjutkan, range usia siswa-siswi di Studio VMP sangat variatif, mulai berumur 4 tahun, usia SD, SMP, SMA, usia 20-an, dewasa, bahkan ada usia 50-60 tahun. Tujuan mereka belajar vokal, ungkapnya, bermacam-macam. Jika anak-anak, biasanya orang tua menyampaikan ke tim coach agar anak bisa tampil percaya diri.
“Jadi untuk menggali potensi anak memang biasanya dileskan A, B, C, D dan akhirnya ada ketertarikan di salah satu bidang tertentu. Di sini, para orang tua menggali supaya anak-anak mereka agar memiliki rasa percaya diri yang bagus. Karena itu, wadah seperti VMP ini sangat baik”.
Mereka tidak hanya berlatih vokal, tapi juga mempunyai kesempatan untuk tampil. “Apalagi kami punya agenda-agenda perform cukup banyak, sehingga bisa berbagi kegiatan dan acara. Seperti tampil di mall, gedung teater, kemudian acara apa pun. Di sini anak-anak juga kadang kami trail-kan ke arah semi profesional dan profesional,” urainya.
Vita melanjutkan, murid-murid di Studio VMP Music and Vocal Course paling banyak dari Kota Semarang, sedangkan dari luar kota ada dari Purwodadi, Jepara, Kudus, Surabaya, dan Malang. Untuk kelas efektif dari Senin-Jumat, sedangkan di weekend sementara belum buka kelas.
“Kami memang sementara tidak buka kelas di weekend, mengingat agenda VMP cukup banyak. Hanya, memang banyak murid yang minta tambahan. Kami para coach kalau sedang kosong di Sabtu-Minggu, kami beri tambahan. Apalagi biasanya kalau ada persiapan-pesiapan lomba dan perform, murid-murid minta tambah pertemuan”.
“Kalau kami pas tidak ada jadwal show, kami open kelas untuk anak-anak. Terus dari luar kota janjian terlebih dahulu, kosong tidak di hari Jumat, Sabtu, Minggu. Karena itu kami berharap akan menambah coach lagi agar bisa buka di weekend,” papar wanita kelahiran 8 September ini.
Adapun prestasi anak-anak hasil didikan di Studio VMP Music and Vocal Course sudah banyak, mulai dari The Voice Kids, Fantasi Indosiar, hingga Festival Lagu dan Seni Anak Nasional. Dari prestasi yang didapat tersebut, biasanya orang tua akan ada visi berbeda lagi untuk sang anak, seperti meminta untuk dibuatkan cover lagu dan rilis single.
Perlu Sinergi yang Baik
Studio VMP Music and Vocal Course menerapkan sistem pembelajaran paket wajib 10 kali pertemuan. “Kita mengejar agar anak itu ber-progress. Terkadang kalau dalam satu bulan mereka off dulu misalnya, itu sebenarnya kami ingin mengedukasi juga agar para orang tua saat memberikan wadah buat anaknya juga harus serius”.
Di dalam satu paket itu pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga biasanya bagaimana siswa berdaptasi. “Setelah itu kita push. Nah di dalam 10 kali pertemuan, anak akan berproses. Dengan catatan kontinuitasnya baik. Misalnya satu paket mengambilnya satu minggu sekali, maka satu minggu sekali itu rutin. Jadi ada sinergi antara coach dan siswa, sehingga setiap kali pertemuan ada progress atau kemajuan,” ungkap Vita yang sudah berkeliling Australia untuk menyanyi di Christmas Carol (Melbourne dan Adelaide), juga Beijing dan Makau.
Selain itu, sebelum aktif belajar, calon siswa sebelumnya diuji coba (trial) terlebih dahulu. Hasil dari trial itu, nantinya apakah akan ambil privat, semi privat atau grup. Setelah itu dikelompokkan sesuai dengan kelasnya masing-masing, seperti pendatang-pendatang baru atau yang memiliki skill sama. Terkadang juga tidak melulu karena rentan usia, tapi karena skill.
“Trial kelas ini free. Silakan kalau mau ikut trial kelas. Biasanya kami menjadwalkan. Registrasi dulu, data, nama, jam berapa, lalu mengumpulkan anak-anak yang trial. Setelah itu kita bikin jadwal, mau ambil kelas yang mana dan penempatan,” kata Vita.
Sementara itu, kurikulum yang digunakan di Studio VMP Music and Vocal Course ini tidak terlalu mengikat, karena sekarang belajar vokal itu sangat luas dan tidak terbatas. Teori diberikan secara dasar, karena pengetahuan secara notasi sebenarnya tergantung skill.
Teori dasar itu ada membaca notasi dan hiring. Membaca notasi diajarkan agar saat anak bernyanyi menjadi paham membaca notasi sederhana. Misalnya mengenal lagu dengan menirukan lagu baru, lalu didengarkan satu hingga dua kali dari menggali hiring, sehingga akan bagus untuk meningkatkan skill bernyanyi.
Selanjutnya adalah pembawaan atau penguasaan lagu. Bagaimana how to sing-nya, kemudian yang lebih tinggi lagi adalah interpretasi lagu. Interpretasi lagu ini levelnya memang sudah yang mahir, karena saat menggali anak untuk membawakan sebuah lagu maka interpretasi itu tergantung bagaimana ia memahami lagu yang dibawakan.
“Kadang interpretasi saya dan murid saya terhadap lagu yang sama misalnya, bisa berbeda. Dan ini memang harus intens menggali, butuh proses. Kemudian how to sing adalah sudah lepas dari teknik-teknik dasar menyanyi, seperti artikulasi, pernafasan, frashering terkait dengan teknik nafas, chest voice, head voice, falsetto, dan teknik-teknik vokal lainnya”.
“Lebih dari itu, terkait how to sing itu mereka sudah tidak kepikiran kalau aku menyanyi nada tinggi itu harus kayak gini, itu sudah enggak kepikiran. Jadi lebih ke penampilan, karena kita berbicara masalah seni. Akhirnya dengan basic fundament teknik yang baik, saat ia membawakan sebuah lagu maka fundamen tekniknya, artikulasinya, dan segala macam sudah terselesaikan dengan baik”.
“Nah saat dia bernyanyi itu sudah lebih ke enjoy musik, enjoy singing, lebih menyatu dengan musik, enjoy atmosfernya, membangun mood, dan akhirnya kemampuan how to sing-nya bagus. Karena bernyanyi sudah lepas dari teknik-teknik dasar,” paparnya.
Sebagai vocal coach sekaligus vocal director, Vita menekankan menjadi perjuangan tim untuk melatih teknik-teknik dasar, karena pergeseran dari era yang dulu ke era sekarang sangat jauh berbeda.
“Saya bersyukur karena para orang tua ini sudah well educated, jadi saat datang ke saya dulu saya masih bertemu dengan orang tua yang minta enggak usah yang gitu-gitu, enggak usah A-I-U-E-O. Langsung menyanyi saja. Padahal fundamen itu sangat penting sebagai warming up (pemanasan)”.
“Kita mau olahraga saja atau melakukan segala macam butuh pemanasan. Mau ngapain saja butuh warming up. Nah itu yang saya edukasi ke orang tua. Tidak mudah ya, tapi akhir pergeseran trennya sangat baik. Karena justru para orang tua yang datang ke VMP itu adalah yang mencari anakku di sana enggak diajari teknik, hanya ditungguin seperti orang karaoke gitu. Tidak diajarin cara menyanyi bagaimana, nada tinggi bagaimana, nada rendah bagaimana, range vokalnya, memperluas range nada anak, mereka enggak dapat di tempat lain”.
“Kalau saya disiplin. Kami disiplin untuk memberikan itu. Karena itu basic fundament yang baik bagi anak nantinya bernyanyi dengan bagus. Kalau fundamennya kuat maka akan enak dan bagus. Jadi saya senang sekali, karena semakin ke sini pergeseran para orang tua ini luar biasa, makin memahami pentingnya fundamen yang baik,” urai Vita yang juga aktif sebagai kepala cabang di Yayasan Kasih Anak Kanker (YKAKI) Semarang. Ke depan, Vita berharap pencapaian yang ingin didapat untuk 2024, yakni jumlah kelas di Studio VMP Music and Vocal Course semakin bertambah lagi berupa kelas musikal. Begitu pula tim coach-nya yang qualified, satu visi, serta bisa meng-create satu pagelaran lengkap dengan tim musik bersama siswa-siswi VMP. (Sasy)