Rumah Oei Lasem
Gerbang kuno dengan daun pintu dua lapis berwarna cokelat tua berukir huruf Cina keemasan menyambut tamu yang berkunjung. Di atasnya tergantung papan nama Rumah Oei.Terletak di Jalan Jatigoro, Karangturi, Lasem, Jawa Tengah, bangunan ini salah satu yang paling mencolok di kompleks pecinan tua jalur pantai utara.
Ketika masuk ke halaman depan, segera saja kita disambut deretan kursi besi kuno dengan meja yang ditata berhadap-hadapan, tertutupi taplak batik. Inilah kafe sederhana yang menyediakan berbagai macam kuliner khas Lasem.
Nampak beberapa gadis berjilbab sedang ngobrol sambil menikmati minuman dan makanan. Tak jauh dua orang santri bersarung dan peci menikmati kopi mereka. Kesan dan nuansa akulturasi budaya, antara Cina dan Jawa, antara Tionghoa dan muslim, terasa sangat kuat. Membaur…
Suasana halaman menjadi adem terlindungi oleh rimbunan daun dari dahan-dahan pohon mangga besar yang berdiri kokoh. Setelah itu kita jumpai bangunan rumah yang di dalamnya terdapat ruang-ruang untuk memorabilia dan juga sebuah ruang utama penginapan yang khas kuno. Ke belakang masih ada halaman dan gedung untuk penginapan, yang ruangannya baru.
Memasuki Rumah Oei seakan kita tersedot ke ruang waktu dan berwisata ke masa silam. Rumah Oei telah berusia 200-an tahun. Namun sampai sekarang konstruksinya masih dipertahankan keasliannya. Kayu-kayu tak berubah, lantai tetap terakota berlapis semen. Meski sederhana, tetapi bangunannya terkesan megah, khas Cina kuno abad 17-18an.
Setelah sempat vakum lama, adalah Grace Widjaja (Oei Lee Giok) yang kemudian merenovasi Rumah Oei kembali pada tahun 2016. Selain memajang memorabilita keluarga, Grace juga membangun kedai-kedai, penginapan hingga ruang khusus untuk berkesenian.