JIKA Anda pernah nonton film The Secret Life of Walter Mitty (Ben Stiller, 20th Century FOX, 2013), di situlah terpampang keindahan panorama alam Islandia. Di negara yang dihuni suku Bangsa Nordik, itu ada Blue Lagoon Geothermal Spa dan beberapa kolam kungkum lain, yang airnya dari panas bumi (geothermal).
Blue Lagoon ada di Grindavik, Islandia bagian barat daya, di Semenanjung Reykjanes, 20 km dari Bandara Keflavik, tak jauh dari Reykjavik, Ibu Kota Islandia. Bagi Anda yang sudah pernah ”kungkum” di Blue Lagoon, tentu memiliki pengalaman yang sangat berkesan, tak terlukiskan, dan tak terlupakan.
Sayangnya untuk bisa ”kungkum” di Blue Lagoon tidak mudah dan mahal. Negeri yang berada di sekitar 300 km sebelah timur Greenland dan 1.000 km dari Norwegia, itu tidak memiliki perwakilan di Indonesia. Maka, kita harus memiliki visa Schengen yang bisa kita dapatkan via perwakilan Denmark di Indonesia.
So, mengapa harus ribet dan keluar uang banyak jika hanya ingin menikmati geothermal spa (spa air panas bumi)? Anda cukup ke Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. Di kawasan Kawah Sileri, Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Anda akan mendapati D’qiano Hot’spring Waterpark, milik H Suchrodi. Di sana ada kolam permainan anak, kolam ciblon, kolam berendam, dan kolam renang. Harga karcis masuknya pun sangat murah, yakni Rp 25.000.
Bandingkan dengan tiket di Blue Lagoon dalam mata uang Krona Islandia (ISK), SKI 1 = Rp 113. Harga tiket termurah (Standard) ISK 6.100 setara Rp 689.300, Comfort (ISK 8.100), Premium (ISK 10.200), dan Luxury ISK 53.000 atau setara Rp 5.989.000!
Di D’qiano, Anda mau ciblon, bermain air, berendam, berenang di kolam air panas seharian, bebas suka-suka. Dengan uang Rp 25.000 itu pula, Anda bisa berendam dan relaksasi sepuasnya.
”Namun, sebaiknya waktunya dibatasi sendiri. Cukup 30 menit di dalam air, istirahat sejenak, nanti berendam lagi. Karena ada unsur belerangnya, takutnya kalau kelamaan di air bisa pusing atau bahkan pingsan,” kata Eko Setiadibroto didampingi Pangesti Aji Wijaya (Ipank), pengelola D’qiano.
Penghasil Sulfur
Sebagaimana diketahui berdasarkan temuan pada sumur pemboran Dieng No 4 (Calibugan dkk, 2006), ada indikasi bahwa alterasi panas bumi di lapangan panas bumi Dieng dicirikan dengan adanya kalsit, adularia, pirit, epidot, silika, lempung, sulfat (gipsum, anhidrit), dan zeolit. Berdasarkan pengumpulan mineral alterasinya, mereka disimpulkan bahwa fluida alterasinya bisa jadi pH-nya netral.
Selain itu, sejak zaman Belanda, Dieng dikenal sebagai penghasil sulfur. Menurut Soetarjo Sigit dkk (1969), dari eksplorasi pada tahun 1921 dan 1923 diketahui ada cadangan 36 ribu ton material lumpur yang 41% di antaranya mengandung sulfur. Menurut hasil penelitian ahli Soviet dan Indonesia, cadangan terbukti sulfur ini sebesar 52.763 ton.
Intinya, mandi di Blue Lagoon Geothermal Spa Iceland dan D’qiano Hot’spring Waterpark Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia, tak ada bedanya, sama saja alias sami mawon. Kandungan airnya hampir sama. Sebab, sumber air panasnya juga sama, yakni geothermal (panas bumi).
”Barangkali yang berbeda hanya sensasinya. Karena yang nyemplung di Blue Lagoon kebanyakan bule-bule,” kata Tarsisius Wintoro yang begitu bersemangat ciblon di kolam renang D’qiano.
”Di Blue Lagoon pasti mahal, karena harus naik pesawat sampai ke Eropa,” ujar Nurwindhia Buntario, pemimpin redaksi PadmaNews didampingi Oxi Yondi Luci, yang ikut rombongan ke Dieng. ”Banyak spot foto bagus bahkan istimewa sepanjang perjalanan menuju ke Dieng. Benar-benar negeri di atas awan.”
Rp 3.000/Ciblon Seharian
Jika Anda terpana dengan komparasi harga tiket ciblon air panas antara Blue Lagoon (Rp 700 ribu-Rp 6 juta) dan di D’qiano Rp 25.000, sebenarnya ada lagi yang lebih mencengangkan.
Anda bisa ciblon seharian cukup dengan membayar tiket Rp 3.000. Ya hanya tiga ribu rupiah bisa bermain seharian di kolam keceh dan kolam ciblon yang dibangun H Watno (49), tokoh masyarakat Dukuh Bitingan, Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara. Sekitar 2 km arah tenggara kompleks D’qiano Waterpark.
”Saya membuat kolam keceh dan ciblon air panas itu habis Rp 70 jutaan. Setelah bangunan jadi, kemudian saya serahkan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dukuh Bitingan. Biar dikelola mereka. Warga biar juga yang ikut merasakan hasilnya,” katanya.
H Watno juga membangun kolam serupa yang letaknya sekitar 250 meter di sebelah selatan kolam pertama yang dikelola Pokdarwis Bitingan. ”Yang ini akan saya kelola sendiri. Silakan masyarakat memilih mandi di mana. Di kolam Pokdarwis boleh, di kolam saya boleh, di D’qiano juga monggo. Di Dukuh Bitingan juga ada kolam kungkum, biasanya untuk terapi dan penyembuhan penyakit kulit.”
Mengenai suhu air kolam, baik Watno maupun Ipank sama-sama menyatakan rata-rata suhu air berkisar antara 30-40 derajat Celcius. ”Suhu air panasnya ideal untuk menyembuhkan penyakit kulit, terapi syaraf terjepit, otot pegal-pegal, dan encok. Sebab ada kandungan sulfur, silika, dan belerang.”
Ke Dieng Lewat Mana?
Untuk menuju kawasan Dataran Tinggi Dieng saat ini juga sangat mudah. Bisa dari banyak penjuru. Dari Pekalongan-Dieng (65,8 km) misalnya, ada Jalur Kajen (Pekalongan-Wiradesa-Kajen-Linggoasri-Paninggaran-Kalibening-Batur-Dieng), Jalur Petungkriyo (Pekalongan-Kedungwuni-Doro-Petungkriyo-Batur-Dieng), dan Jalur Bandar (Kota Pekalongan-Batang-Warungasem-Wonotunggal-Bandar-Kambangan-Kembanglangit-Sikesut-Gerlang-Kradenan-Tlagabang-Batur-Dieng).
Yogyakarta-Dieng (116 km) melalui Magelang, Semarang-Dieng (98 km) lewat Ungaran-Ambarawa. Baik dari Jogja maupun Semarang akan bertemu di Secang-Magelang-simpang Pasar Kretek-Wonosobo-Dieng.Turis yang dari Purwokerto bisa via Alun-alun Banjarnegara-Jl Sunan Gripit-Jl Raya Petambakan-simpang Banjarmangu-Karangkobar-Dieng.
Yang menarik adalah ke Dieng via Pantura. Dari Jakarta-pertigaan Banyuputih (Batang)-Limpung-Bawang-jalan tembus Deles-Dieng. Dari Semarang malah lebih singkat lagi, exit Tol Gringsing-tanjakan Plelen-pertigaan Timbang terus ke selatan-Tersono-Bawang-Deles-Dieng (60 km).
”Bagi yang hobi traveling dan petualangan ke Dieng, cukup menjanjikan. Apalagi lewat jalan tembus Bawang-Deles-Dieng, selain melewati Hutan Damar yang masih perawan, banyak spot di kedua sisi jalan tembus yang disukai para pehobi fotografi,” kata Camat Bawang, Batang, Yarsono. (ali)