13 September 2025
Home / Education / Tim Graha Padma Kunjungi SMK-SMK Binaan Djarum Foundation

Tim Graha Padma Kunjungi SMK-SMK Binaan Djarum Foundation

Tim dari Perumahan Graha Padma beberapa waktu lalu mengadakan kunjungan ke sejumlah SMK di Kudus. Sekolah-sekolah ini merupakan binaan Bakti Pendidikan Djarum Foundation.

Tim Graha Padma dipimpin Assistant Director PT GPI Albertus Haryanto. Sebelum keberangkatan, pemandu tim yakni Manajer Marketing PT GPI Nurwindhia Buntario menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar piknik.

Peserta diharapkan juga mempelajari apa yang bisa didapat dari kunjungan, kemudian apa saja yang bisa diterapkan dalam tugas dan pekerjaan di Graha Padma”, ucapnya. Ada empat sekolah yang mereka kunjungi di Kudus, yakni SMK Raden Umar Said (RUS), SMK NU Maarif, SMK PGRI 1 dan SMK Wisudha Karya.

Di SMK RUS yang merupakan sekolah animasi terkenal, rombongan diterima oleh Galuh Paskamagma, program officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation dan Kepala Sekolah Agam Amintaha.

Galuh mempersilakan rombongan untuk melihat apa saja yang sudah dikerjakan Djarum Foundation. “Jika nanti ada potensi kerja sama atau membutuhkan perekrutan tenaga, bisa kita bicarakan bersama”.

SMK RUS ini, terang Galuh, merupakan satu dari 20 SMK yang menjadi mitra Djarum Foundation. “Kami memulai inisiatif ini sejak tahun 2012, dan sudah meluluskan 6000 lulusan, yang 94 persen terserap di pasar kerja dengan gaji 2 x UMR. Ini memang menjadi objektif dari program ini”, tuturnya.

Harus Align

Memang di awal tidak mudah, karena pihaknya harus melakukan curriculum alignment. “Kami harus memastikan bahwa kurikulum di sekolah itu align dengan kurikulum yang dibutuhkan industri”.

Misal, tambahnya, kalau industri membutuhkan tenaga yang bisa menghitung satu sampai sepuluh, maka pihaknya harus memastikan pengajaran menghitung satu sampai sepuluh. “Jika ternyata masih belum tercapai, maka kami akan mendatangkan ahli untuk memberikan pelatihan”.

Kemudian juga harus diperhatikan bahwa guru-guru harus memiliki kompetensi yang sama dengan industri. Caranya dengan memberikan pelatihan kepada para guru. “Kami datangkan Woody Woodman, animator Disney untuk memberikan pelatihan. Atau kami kirim guru untuk magang selama tiga enam bulan, supaya hard skill dan soft skill mereka meningkat serta mampu memberikan transfer knowledge kepada para siswa”.

Djarum Foundation juga memberikan dukungan infrastruktur kepada sekolah. “Kemudian pada akhirnya kami harus memastikan bahwa sekolah harus mampu mandiri, tanpa ada lagi dukungan Djarum Foundation”.

Itulah sebabnya kemudian dipersiapkan teaching factory. “Kalau di SMK RUS ini berupa studio animasi, yang menerima projek dari dalam dan luar negeri. Hasil projek itu nantinya dipakai sekolah untuk biaya operasional, mengcover selisih uang SPP, juga menggaji guru”, tuturnya.

Penghasilan teaching factory tahun 2024 lalu mencapai Rp 6 miliar. “Tetapi semua penghasilan dikelola kembali untuk kegiatan operasional di SMK RUS. Uang SPP siswa asal Kudus Rp 600 ribu, sementara luar Kudus Rp 1,2 juta. Tapi yang yang dikeluarkan untuk setiap siswa itu Rp 3,5 juta. Selisihnya diambilkan dari penghasilan teaching factory tadi”.

Galuh juga mengungkapkan bahwa anak anak didik Djarum Foundation, nantinya harus dipastikan mendapatkan penempatan yang baik. “Setidaknya memperoleh gaji minimal dua kali UMR setempat”.

Rombongan kemudian diajak melihat ruang ruang praktik pembuatan animasi dipandu oleh Riko Andriansyah, kepala Jurusan Animasi SMK RUS dan juga Ita Sembiring, marketing RUS Animation Studio. ( liputan lengkap tentang SMK RUS sudah pernah kami muat di Padmanews edisi September 2019)

Keahlian Mengelas

Seusai kunjungan ke SMK RUS, rombongan kemudian mengunjungi SMK NU Maarif. Di sana, rombongan disambut oleh Kepala Sekolah Arif Zaenal dan Kepala Jurusan pengelasan Zaenudin.

SMK ini memiliki Jurusan Kompetensi Keahlian meliputi Teknik Otomasi Industri, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Permesinan, Teknik Pengelasan, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik dan Bisnis Sepeda Motor, Teknik Komputer dan Jaringan.

Zaenudin memandu rombongan untuk menyaksikan bilik bilik kerja pengelasan. Ada bagian untuk menguji material awal dan menguji hasil las. “Anak anak juga dilatih untuk pengelasan dimana mereka dipersiapkan barangkali nantinya bekerja di pengelasan tangki-tangki bahan bakar”.

Sementara yang akan bekerja di perkapalan, harus menguasai teknik sambungan pelat. “Sedangkan yang akan bekerja di perusahaan furniture berbahan alumunium, maka siswa harus menguasai pengelasan berbahan alumunium. Banyak kapal perang sekarang memakai bahan alumunium juga”.

Ia juga menunjukkan pengelasan dengan lengan robot. “Jadi pengelasan manual ada, semi otomatis ada, juga ada yang full otomatis dengan lengan robot”.

Anak anak juga dilatih untuk pengelasan listrik. ” Ini sangat dibutuhkan untuk proyek proyek besar konstruksi. Kami pernah kerja sama PT Wijaya Karya Industry & Constructions Majalengka. Mereka pernah terlibat dalam pembuatan stadion sepak bola di Jakarta, JIS”.

“Nah, anak anak kami pernah ikut terlibat di sana, dan mereka harus menguasai pengelasan dengan berbagai posisi. Pengelasan bisa vertikal, horisontal, dan juga overhead di atas kepala”.

Ia juga menjelaskan bahwa siswa juga diperkaya dengan materi di luar kurikulum, yakni belajar hal-hal yang berkaitan dengan industri otomotif.

Dijelaskannya, sekolah juga bekerja sama dengan berbagai perusahaan sebagai bengkel para siswa, di antaranya di Jawa Timur ada PT Meco, Inka Persero, PT PAL. Di Jawa Barat ada PT Wika, New Armada, PT Kokai Tangerang, PT Kawamura Karawang, dan lain lain.

Menurut Galuh, teaching factory di SMK NU Maarif ini penghasilannya mencapai Rp 7 miliar per tahun. Sekolah ini juga mengirimkan siswa untuk ke Jepang, setiap tahun sekitar 40 anak.

Kecantikan dan Spa

Kunjungan rombongan selanjutnya adalah di SMK PGRI 1 Kudus. SMK PGRI 1 Kudus memiliki berbagai jurusan. Setiap program keahlian disusun sesuai dengan kebutuhan industri, memastikan lulusan memiliki kompetensi yang relevan dan unggul di dunia kerja.

Dilengkapi tenaga pengajar profesional dan fasilitas lengkap, sekolah ini mendidik siswa yang ingin menguasai keterampilan spesifik di bidang Akuntansi & Keuangan Lembaga, Manajemen Perkantoran & Layanan Bisnis, Bisnis Digital, Kecantikan & Spa, serta Perhotelan.

Setelah disambut Kepala Sekolah Bambang Sugiarto, rombongan kemudian dipandu Fahriya, siswi yang akan naik kelas 12, untuk melihat fasilitas dan praktik siswa di Jurusan Kecantikan dan Spa.

Jurusan Kecantikan dan Spa merupakan salah satu jurusan yang ada di SMK PGRI 1 Kudus. Pada awalnya jurusan ini bernama TKKR (Tata Kecantikan Kulit & Rambut) yang didirikan pada tahun 2015.

Dijelaskan, Program Keahlian Kecantikan dan Spa merupakan keahlian yang mempelajari kompetensi-kompetensi yang mendasari penguasaan tentang dasar-dasar pengetahuan, sikap kerja, dan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang beautician, hairdresser, makeup artis, dan therapist yang profesional.

Sekolah membekali penguasaan keahlian kecantikan kulit, rambut, dan spa yang menjadi landasan bagi peserta didik untuk mendalami industri kecantikan dan spa, serta industri kreatif pada wirausaha bidang kecantikan dan spa.

Rombongan bisa menyaksikan bahwa seluruh fasilitas di Jurusan Kecantikan ini sesuai dengan standar salon kecantikan papan atas. Fasilitasnya lengkap, mulai dari gedung, ruang kelas, studio make up, lab facial, studio fotografi, ruang modelling, ruang body treatment (spa), dan lab perawatan rambut.

Dalam gedung satu lini, rombongan dari Graha Padma juga melihat berbagai fasilitas pendidikan bidang Perhotelan. Guide untuk perhotelan Fahrel Helmi Firmansyah menjelaskan, praktik kerja lapangan siswa/i Kompetensi Keahlian Perhotelan dilaksanakan selama 6 bulan di beberapa tempat, di antaranya Hotel Riss Ultima Malioboro Yogyakarta, Hotel @Hom by Horison Kudus, Hotel The Ritz-Carlton Jakarta Mega Kuningan, dan Yogyakarta Marriott Hotel.

Itulah sebabnya fasilitas praktik tata kelola room-room hotel di SMK itu juga didesain seperti fasilitas hotel berbintang lima. Ada ruang lobi, dan juga kamar serupa president suite.

Di SMK ini juga ada Program Bisnis Manajemen, dengan jurusan Perkantoran, Akuntansi, dan Marketing. Guide Iis menjelaskan, ruang ruang kelas yang ada dipakai untuk pembelajaran dan praktik front liner, digital marketing, dan komunikasi.

Lulusannya diharapkan menjadi customer service e-commerce Blibli online, dan juga sebagai front liner.

Di akhir kunjungan di SMK PGRI 1, rombongan menikmati makan siang yang dimasak dan disajikan oleh para siswa di kantin sekolah yang didesain seperti kafe. Dan, rasa masakannya memang enak.

Kunjungan terakhir adalah ke SMK Wisudha Karya Kudus. Sekolah ini memiliki tiga Bidang Keahlian dengan enam Program Keahlian meliputi Bidang Keahlian Kemaritiman (Program Keahlian Nautika Kapal Niaga, Program Keahlian Teknika Kapal Niaga).

Kemudian Bidang Keahlian Teknologi Manufaktur dan Rekayasa (Program Keahlian Teknik Mesin, Program Keahlian Teknik Otomotif, Program Keahlian Teknik Elektronika).

Terakhir Bidang Keahlian Energi dan Pertambangan (Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan).

Rombongan disambut Kepala Sekolah Fakhrudin, dan didampingi oleh Anggun, mantan pelaut yang sekarang menjadi pengajar bidang kemaritiman.

Anggun kemudian mengajak rombongan ke area praktik siswa dalam merawat mesin kapal, bahkan hingga mengurus pistonnya. Kemudian juga dijelaskan soal praktik perbengkelan dan kelistrikan.

Di area Teknik Elektronika, rombongan bisa menyaksikan robot yang diprogram memainkan drum. Juga ada robot yang bisa memasak tahu campur.

Robot itu memiliki kemampuan menggoreng telur berisi tahu, dan bahkan membalikkannya supaya tidak gosong, kemudian mengentas gorengan telur tahu itu. Kemudian menaruhnya di atas piring, memberi campuran tauge dan memberi bumbu kacang.

Berkaitan dengan SMK-SMK yang fasilitasnya serba bagus itu, Galuh menegaskan bahwa semua itu dilakukan karena pihaknya melihat situasi industri saat ini.

“Jadi kalau industrinya sangat modern, industrinya mengacu pada robotik, maka kita harus menyesuaikan juga. Jika suatu hari industrinya berubah lagi, maka kita juga harus menyesuaikan lagi”.

Pihaknya ingin anak anak yang lulus SMK itu nantinya bisa terserap ke industri. Agar bisa terserap ke industri, maka mereka harus dididik dan memiliki ketrampilan sesuai dengan kebutuhan industri. Itulah sebabnya SMK harus melengkapi diri dengan hard skill dan soft skill. (BP)

_____

Catatan Redaksi: Kami akan memuat laporan lengkap tiap SMK ini (kecuali SMK RUS) di Padmanews edisi-edisi selanjutnya.

About Edy