Jangan brongkos ( bahasa Indonesia : sayur brongkos ) adalah sebutan popular di kalangan penduduk kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada umumnya untuk sayur gurih berwarna coklat yang akrab menemani sarapan para warga.
Di tengah derasnya invasi kuliner import, jangan brongkos, yang konon menjadi sayur kegemaran Sri Sultan Hamengkubuwono X ini nampaknya masih tetap saja kukuh bertahan sebagai makanan kelangenan warga, terutama kaum urban.
Barangkali fenomena kelangenan itu menjadi semacam katup pelepas rindu akan masakan dapur simbok ( sebutan untuk ibu di kalangan rakyat jelata Yogyakarta pada jaman dahulu ). Hal tersebut dapat dibuktikan dengan berjubelnya pengunjung warung-warung brongkos khas Yogyakarta di setiap musim liburan tiba.
Sampai hari ini belum ada penelitian sahih yang mengupas tentang asal muasal jangan brongkos. Seperti juga kuliner legendaris Yogyakarta yang lain misal gudeg, jangan brongkos diyakini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.
Beda di Kuah
Dari penampilan visual, orang seringkali terkecoh mengira brongkos itu sama dengan rawon. Padahal beda. Kebetulan saja keduanya memang sama-sama berwarna coklat karena kuahnya ada campuran bahan dari kluwak. Yang menjadi ciri pembeda adalah kuah brongkos terbuat dari kombinasi santan dan kaldu daging sapi, sedang kuah rawon tidak.
Pembuatan brongkos khas Jogja mirip dengan pembuatan gudeg, yaitu untuk dapat disantap hari ini mesti dibuat sejak kemarin. Rasanya akan terasa lebih nikmat karena semua bumbu telah menyatu semalaman.
Dalam proses pemasakan, brongkos menggunakan bermacam rempah untuk diolah seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, daun salam, serai dan kluwak. Bahan lain adalah kulit mlinjo, tahu, kacang tolo, tetelan, telor rebus, daging dan koyor.
Rasa brongkos terasa sangat gurih karena menggunakan santan dan kaldu dari rebusan daging sapi. Proses pemasakan dengan tungku kayu bakar lebih disukai karena banyak yang percaya dari segi rasa jauh lebih nikmat. Tetapi proses pemasakan brongkos dengan cara tradisional tersebut kini semakin langka dijumpai.
Bila Anda tergiur untuk menjajal, ada banyak warung brongkos di Yogyakarta. Beberapa yang kondang antara lain adalah Warung Brongkos “Bu Padmo” yang terletak di Pasar Tempel ( bawah jembatan Kali Krasak, perbatasan antara Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelang ) dan Warung Brongkos “Handayani” yang terletak di alun-alun Kidul, Yogyakarta. Ayo jelajahi wisata dan kuliner Nusantara tercinta. (bp)