Ada banyak penjual Soto Kudus di Taman Bojana dekat Alun-alun Simpang Tujuh Kota Kudus. Soto ini memang menjadi salah satu hidangan khas di Kota Kudus.
Dari sekian banyak penjual dan warung Soto Kudus, nama Warung H Sulichan menjadi salah satu rekomendasi untuk mencicipi rasa lezat soto yang satu ini. Lokasinya ada di salah satu sudut Taman Bojana Kudus, yang memang strategis karena di depan Alun alun Simpang Tujuh di pusat kota.Tepatnya di Taman Bojana No. 30, Simpang Tujuh, Kudus.
Warung H Sulichan termasuk yang paling ramai di antara banyak warung Soto Kudus di Taman Bojana. Pelanggan nampak “khusyuk” menikmati semangkok soto dan nasi pindang yang merupakan menu yang disajikan.
Lengkapnya, Warung H Sulichan menyediakan menu soto ayam, soto kerbau, dan nasi pindang baik ayam maupun kerbau. Kenikmatan itu tersaji dalam mangkuk kecil yang terisi penuh oleh suwiran ayam kampung atau daging kerbau, nasi putih, tauge, seledri, dan taburan bawang putih goreng.
Bagi yang memesan soto kerbau, bisa dirasakan empuknya daging itu, berpadu dengan kuah berbumbu rempah bening. Jangan lupa masih ada jeruk nipis, sambel atau kecap jika ingin menambah cita rasanya.
Tak lupa, jika dirasa butuh pelengkap tambahan tersaji di meja berbagai macam lauk yang menggugah selera. Mulai dari perkedel, sate telur puyuh, kerupuk kulit, otak otak dan lain lain. Makan soto pun menjadi semakin nikmat.
Nasi Pindang
Pindang ayam atau kerbau di sini juga tak kalah menggoda. Disajikan dalam piring yang dialasi daun pisang, isiannya berupa suwiran daging ayam (ayam kampung), daun so atau daun melinjo, serta guyuran kuah pekat berwarna pucat. Kuah bercitarasa gurih ini kaya akan bumbu rempah dan menggunakan santan sebagai salah satu bahannya.
Musyafak, putera pertama Pak Sulichan menjelaskan ayahnya memulai usaha soto Kudus ini sendiri tahun 1968 di tosera. Setelah sebelumnya ikut pamannya pada tahun 1950-an berjualan keliling. Tahun 1997 Sulichan pindah usaha ke warung yang di Taman Bojana.
Menurut Musyafak yang khas dari rasa soto dan pindang Warung H Sulichan adalah masakan yang dimasak dengan kayu bakar, sementara untuk menghangatkan menggunakan arang. Kuali yang digunakan juga kuali tanah, sehingga menimbulkan rasa yang beda.
“Awalnya bapak itu jualan pindang ayam. Terus kemudiaan banyak pelanggan minta disajikan soto juga. Lalu dibuatlah soto ayam tanpa santan. Kecapnya kami ngoplos sendiri. Untuk pindang dan soto ayam manis asin, sementara pindang dan soto kerbau yang manis saja”, tuturnya.
Pindang Soto
Sejak empat tahun lalu, tambah Musyafak, pindsot menjadi menu andalan di warungnya. Ini adalah masakan campuran antara soto dan nasi pindang. Jadi semua campuran di soto dan pindang dijadikan satu lalu diberi kuah pindang sedikit serta kuah soto juga.
Mulanya karena memang ada pelanggan yang pesan dicampur. Kemudian oleh Musyafak justru diolah dan disempurnakan. Dan kemudian ternyata menjadi andalan serta dicari konsumennya.
Musyafak menuturkan, ayahnya yang kini berusia 83 tahun selalu mewanti wanti agar dirinya selalu rukun dengan adik-adiknya. Itulah sebabnya usaha keluarga itu tetap langgeng sampai sekarang. Bahkan menurutnya, Soto H Sulichan berniat untuk membangun rumah makan yang berdiri sendiri. “Di sini (Taman Bojana, red) itu kan masih nyewa. Jadi kami berniat punya rumah makan sendiri. Kami sedang mencari lokasi tanah yang cukup luas. Terutama untuk parkir harus sekitar 12 meter dari jalan, baru didirikan bangunannya” , ucapnya. (bp)