Para security Perumahan Graha Padma baru baru ini dilatih untuk mengatasi dan memadamkan kebakaran. Pelatihan kebakaran ini dimaksudkan agar para petugas memahami cara menggunakan peralatan yang ada dalam menanggulangi kebakaran.
Pelatihan diberikan oleh petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang, “Alex” Syafi’i dan timnya. Dalam kesempatan itu Estate Manager PT Graha Padma Internusa Diah Ismoyowati mengungkapkan bahwa pelatihan dimaksudkan untuk menambah wawasan bahwa security harus siap dalam keadaan apa pun.
Dalam cuaca panas ekstrem, yang dikhawatirkan adalah kebakaran lahan kosong. Sehingga perlu kesigapan pihak security menanganinya sebelum tim pemadam kebakaran datang.
Oleh karena itu Diah menegaskan agar para security selalu menepati standar operasional prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan. Pihaknya juga akan merefresh anggota security dalam hal pengamanan kawasan perumahan.
Ia mengharapkan semua nantinya sudah garda pratama, karena ini adalah sekolah basic bagi satuan pengamanan. “Oleh karena itu anggota security yang belum garda pratama sesegera mungkin ikut pada pelatihan yang dilakukan oleh Direktorat Binmas Polda Jawa Tengah”.
Selain pimpinan security dan anggota, kontrol terhadap tim juga datang dari warga perumahan. “Kalau dikritik jangan marah, karena kritik itu bisa membuat diri kita lebih baik. Security berhadapan langsung dengan warga setiap hari, sehingga menjadi garda terdepan dalam melayani warga”.
Dengan jumlah sepuluh cluster di perumahan yang harus dilayani, hal itu memang bukan pekerjaan mudah. Namun Diah tetap mengharapkan para security bekerja dengan baik. Selain itu Diah juga meminta para anggota security untuk berpakaian rapi, karena itu sebagai penghormatan kepada tamu juga.
Untuk pelatihan pemadaman kebakaran, Diah meminta ilmu yang didapat bisa dipahami dan tidak hanya didengar saja. Ia juga menandaskan bahwa tim security itu satu tubuh, oleh karena itu semua berperan dalam mengejar target yang hendak dicapai.
Sementara Koordinator Security Eddy Suyanto kepada 72 peserta pelatihan menegaskan, agar anggota security konsekuen dalam bekerja. “Apalagi mengingat bahwa manajemen tidak memilih opsi outsourcing untuk petugas pengamanan ini”.
Objek pengawasan di kawasan adalah kantor, ruko dan perumahan. “Jangan sampai kejadian kebakaran menjadi besar tetapi tidak ketahuan. Oleh karena itu ilmu yang diajarkan tim Dinas Damkar Semarang harus diterapkan dengan sungguh-sungguh”.
Apakah Kebakaran
Alex dalam paparannya menjelaskan hal ihwal kebakaran, kelas-kelas kebakaran, dan bagaimana cara mengatasinya.
“Apakah kebakaran itu? Kebakaran yakni api yang menyala bukan pada tempatnya. Api yang bersifat merugikan, dan api yang tidak bisa dikendalikan”, tandasnya.
Jadi kalau api menyala di kompor, itu bukan kebakaran, karena bisa kita kendalikan dan kita manfaatkan. Namun jika api di kompor itu menyala dan tidak bisa dikendalikan, maka itu disebut kebakaran.
Apakah kebakaran selalu harus apinya besar? Tidak juga. Sekecil apa pun api jika menyala tidak pada tempatnya, maka itu disebut kebakaran. Contoh, jika ada api kecil menyala di genteng, maka itu adalah kebakaran.
Sementara api besar kalau memang bisa dimanfaatkan, maka itu bukan kebakaran. Contoh api unggun atau api di oven pabrik.
Hal lain yang perlu diketahui adalah munculnya api. Di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang ada istilah segitiga api, yakni ada panas, ada udara (oksigen) dan ada benda. “Jika ketiga unsur tersebut menjadi satu dan mencapai titik nyala, maka bisa terbakar dengan sendirinya tanpa harus ada pemicu”.
Masing-masing benda memiliki titik nyala yang berbeda. Misal kertas, kayu dan kain maka kertas dan kain memiliki titik nyala yang lebih rendah. Kertas butuh sekitar 70-80 derajat Celsius, sudah bisa terbakar. Kain tergantung tebal tipisnya, demikian juga kayu punya titik nyala.
Kebutuhan oksigen untuk api tentu berbeda dengan mahluk hidup atau manusia. Api hanya butuh 16 persen di ruangan tertutup, api sudah bisa menyala. Kalau manusia, jika kurang dari 21 persen sudah pingsan. “Kaitannya dengan korban kebakaran, biasanya karena kekurangan oksigen, pingsan, dan kemudian ikut terbakar”.
Nah cara mengatasi api atau kebakaran, salah satu unsur dari segitiga api itu harus dihilangkan. Misal dari sisi menghilangkan oksigen, Alex mencontohkan nyala api bisa padam jika lilin menyala ditutup pakai gelas, karena tidak ada oksigen.
Untuk menghilangkan panas, biasanya disiram dengan air. Sementara dari sisi benda, memang tidak bisa dihilangkan tetapi bisa dikurangi. Jadi bila terjadi kebakaran, benda-benda di sekitar disingkirkan, supaya kebakaran tidak meluas.
Jenis kebakaran sendiri terdiri dari kelas A, B, C, dan D. Kelas A adalah kebakaran benda-benda padat seperti kayu, kain, kertas. Kelas B adalah kebakaran bahan bakar, seperti bensin, minyak, oli, dan lainnya.
Kelas C kebakaran yang disebabkan korsleting listrik. Kelas D adalah kebakaran logam, dan ini di masyarakat umum jarang terjadi. Namun tetap saja bisa terjadi, misal lagi masak ditinggal lama.
Terkait dengan beberapa kelas kebakaran, ada beberapa cara pemadaman. Untuk kelas A karena merupakan benda padat lebih mudah, bisa dipadamkan dengan menggunakan air.
Untuk kebakaran kelas B tidak bisa dipadamkan dengan air. Cara tradisional dengan menggunakan bahan bahan, misal karung yang dibasahi air, kemudian ditutupkan di permukaan yang terbakar.
Pada kebakaran kelas C, sumber listrik dipadamkan terlebih dahulu, baru kemudian disemprot dengan air. “Jika sumber listrik tidak dimatikan dulu, ada kekhawatiran tersetrum listrik”.
Alat Pemadam
Terkait dengan upaya pemadaman kebakaran, sekarang sudah banyak beredar alat pemadam api ringan (APAR). Jenis APAR ada yang berisi air bertekanan, ada yang berisi foam atau busa, dan ada yang berisi bubuk atau powder.
Jenis terakhir ini bisa digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas A, B, dan C, karena di saat digunakan bisa menutup semua permukaan yang terbakar.
Kemudian ada APAR gas, misalnya berisi karbon dioksida (CO2). Jenis ini sangat efektif jika digunakan di dalam ruangan. “Karena berbahan baku gas, kalau dipakai di luar ruangan akan bercampur dengan udara dan cepat menguap, sehingga tidak efektif”.
“Pemakaian APAR gas ini di dalam ruangan juga tidak menyebabkan kotor. Misal ada peralatan komputer terbakar, kalau disemprot dengan powder bisa padam, tetapi menyebabkan kotor ruangan. Selain itu jika powder masuk ke sela sela komputer, bisa menyebabkan kerusakan. Yang berbahan gas, begitu disemprot, api padam dan jika kena udara juga langsung bersih”.
Alex menekankan supaya para security paham betul alat pemadam kebakaran jenis apa dan kebakarannya jenis apa. “Jadi harus disesuaikan. Misal pemadam foam hanya bisa memadamkan kebakaran kelas A dan B. Yang air bertekanan hanya bisa memadamkan kebakaran kelas A”.
Pemadam jenis powder bisa digunakan untuk kebakaran kelas A, B dan C. Sementara pemadam jenis gas lebih cenderung untuk kebakaran kelas C.
Alex juga menekankan perlunya mengetahui konstruksi APAR, misal ada handle, manometer, selang, dan pen kunci. Pada kesempatan itu petugas damkar juga mendemonstrasikan penggunaan APAR.
“Yang pertama kita harus duduk jongkok, karena pada situasi kebakaran banyak orang lalu lalang yang panik. Jadi supaya kita tidak jatuh tertabrak orang dari belakang”. Petugas kemudian mendemonstrasikan urutan cara memakai APAR.
Alex juga meminta agar selama musim kemarau para security mengawasi lingkungan. Jika ada lahan dengan rumput kering, bisa koordinasi dengan manajemen untuk membersihkannya.
“Kejadian kebakaran bukan saja karena sebab kesengajaan. Misal ada orang jalan kaki sambil merokok, kemudian puntung hidupnya dibuang di lahan kosong dengan rumput kering, bisa saja menyebabkan terbakar”.
Dikatakannya, jika terjadi kebakaran yang pertama perlu dilakukan adalah penanganan secara mandiri. Kemudian ada pelaporan ke manajemen dan juga Dinas Pemadam Kebakaran yang dilakukan secara sinkron.
“Telepon ke call centre bisa, tidak ada masalah. Namun terkait kebakaran sebaiknya telepon langsung ke kantor Dinas Pemadam Kebakaran 024-7605871, supaya pelaporan bisa langsung”, tuturnya.
Selain di dalam kelas, para security kemudian mempraktikkan langsung berbagai cara pemadaman api. Mereka berlatih memadamkan api memakai karung basah dan juga memakai, APAR.
Yang terakhir adalah latihan kebocoran tabung gas, yang terbakar di lubang untuk memasang selang. Cara memadamkan api adalah dengan menggunakan satu jari yang langsung ditutupkan di lubang tabung gas tersebut.
(BP)