8 October 2024
Home / Highlight / Leganya Jika Langit Kota Semarang Tanpa Kabel

Leganya Jika Langit Kota Semarang Tanpa Kabel

Bisnis internet saat ini menjadi sumber kesemrawutan langit di kota-kota besar di Indonesia. Tokoh ”bersih-bersih sampah visual” Sumbo Tinarbuko menegaskan sebaiknya juga memasukkan kabel internet dalam sampah visual yang harus ditertibkan.

Sebab, selama ini konsultan dan dosen Desain Komunikasi Visual FSR – ISI Yogyakarta itu hanya menyoroti beragam iklan luar ruang seperti reklame/billboard, baliho, rontek, spanduk, banner, neon box, videotron, dan sebagainya.

Namun tak hanya doktor Ilmu Humaniora, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (UGM) itu yang menjadi pejuang kebersihan sampah visual. Wali Kota Semarang Hedrar Prihadi juga layak disebut tokoh pejuang dalam hal ini.

Pemerintah Kota Semarang menggandeng PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) untuk membebaskan langit Kota Semarang dari kabel. Dengan kerja sama itu, kabel yang berada di langit Semarang akan dipindahkan ke bawah tanah melalui sistem ducting, sepanjang lebih dari 500 kilometer (km), di 362 ruas jalan.

Kerja sama dalam investasi senilai Rp 617 miliar tersebut ditandatangani di Balai Kota Semarang, Jumat (31/1/2020). Kemendagri melalui Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kementrian Dalam Negeri Eko Subowo, mengapresiasi inisiasi Pemkot Semarang yang mengajak pihak swasta bekerja sama.

Menurut Eko, hal itu merupakan upaya inovatif dan berharap Kota Semarang bisa menjadi contoh bagi kota lain.

Penerapan ducting, menurut Wali Kota Semarang yang akrab dipanggil Hendi itu, merupakan salah satu upaya mengubah citra Kota Semarang dari kota industri menjadi kota wisata.

“Ini upaya meningkatkan pelayanan masyarakat dalam bidang telekomunikasi, sekaligus menata infrastruktur kota menjadi lebih baik,” kata Hendi.

Kepala KSO BPS Moratelindo Resi Y Brahmani mengatakan, hampir semua pembangunan infrastruktur kabel serat optik di Indonesia belum tertata dengan baik. Hal itu menyebabkan kota tampak kusam dan kurang indah.

Resi memperkirakan proyek itu selesai tahun 2021. Dari sudut pandang desain jaringan dan estetika infrastruktur suatu kota, Semarang akan mampu bersiap menuju Smart City yang mendukung pembangunan ekonomi digital.

Namun proyek penanaman kabel di dalam tanah (ducting) sedikit terhambat oleh pandemi Covid-19.

”Rencana sebelumnya adalah untuk 500 km ruas jalan di Kota Semarang. Dengan nilai investasi sekitar Rp 650 miliar. Tapi karena ada covid, Moratelindo wait and see,” kata Wali Kota Hendi usai acara penyerahan fasum/fasos dari PT Graha Padma Internusa (PT GPI), pengembang Perumahan Graha Padma ke Pemkot Semarang di ruang VIP Balai Kota, Selasa (22/9/2020).

Hendi menegaskan meski pandemi, proyek ducting tetap dijalankan oleh PT Moratelindo. Namun hanya 10 persen atau sekitar 40 km dari yang direncanakan dengan nilai investasi Rp 50 miliar.

Ruas jalan yang dikerjakan lebih dulu adalah kawasan segitiga emas, Jl Pemuda, Jl Pandanaran,  dan Jl A Yani, disambung sekitar segitiga emas.

”Mohon doanya, setelah 6 bulan situasi normal, mereka (Moratelindo) akan meneruskan sisanya

yakni 8 ruas jalan, antara lain Jl Imam Bonjol, Jl Mataram, Jl Pahlawan, dan Jl Gajahmada. Begitu seterusnya hingga mencapai 500 km. Artinya tidak hanya ruas jalan protokol, namun juga sampai ke kampung-kampung.” (Ali)