Green Candi Sport Community (GCSC) Semarang berulang tahun yang ke-11. Salah satu acara untuk memperingati adalah dengan diadakan lomba masak untuk para bapak pengusaha nasional, yang khususnya tinggal di Semarang, dan Jawa Tengah pada umumnya.
Acara berlangsung akhir pekan baru-baru ini di Club House Green Candi Residence. Sejak pagi mereka sudah berkumpul di club house. Aura terlihat cerah dan ceria sesuai dengan dress dan baju warna warni yang dikenakan para anggota GCSC.
Setelah sambutan dari Ketua GCSC Kusno Suharjo Santoso dilakukan peniupan dan pemotongan kue ulang tahun GCSC. Apresiasi juga diberikan kepada dua anggota yang merayakan ulang tahun mereka, yakni Thendy, pemilik Nayati, dan Tony pemilik beras Anak Raja.
Steven dari BCA, yang merupakan sponsor terbesar, memberikan ucapan selamat kepada klub Green Candi ini. Ia juga memberi selamat kepada Thendy dan Tony. Acara kemudian dilanjutkan dengan dance oleh “cici cici”, yang berlangsung meriah dan penuh kegembiraan.
Lomba Masak
Pada acara inti para bapak kemudian terbagi dalam sembilan grup yang masing-masing terdiri dari tiga orang. Nayati membuatkan khusus meja masak buat lomba ini. Hadir sebagai juri adalah Abby, Vyna Lee dan A Yin.
Abby menilai lomba yang diikuti bapak bapak pebisnis nasional ini seru banget. “Ada yang masaknya bar bar, dak dok dak dok, tapi juga ada yang kalem”. Bahkan ada yang dituntun sama istrinya. “Masukin bumbu, jangan sampai gosong”.
A Yin menambahkan, yang tak kalah seru adalah ibu-ibunya, yang mendukung para suami lomba memasak.
Saat presentasi grup pertama, Hengky, Kondang, dan Tung An menjelaskan bahwa mereka masak bakmi yang sederhana namun rasanya mantep. “Kami sudah latihan sepuluh kali”.
Para juri menilai bahwa masakan mereka merupakan definisi sederhana bersahaja, rasanya enak, pokoknya umami banget karena balance antara manis dan asinnya.
Grup kedua Thendy, Liong Tjay dan Arbin memasak Bakmi Spesial, karena menggorengnya spesial. “Pendekatan masaknya sederhana, dengan bumbu yang tidak terlalu banyak dan tidak terlalu strong”.
Bahan bahannya yang ditambahkan adalah udang, fish cake, jamur, dan bacon. Sayur memakai unclang dan kucai. Juri menilai rasa mi-nya Jakarta banget, asin dan tidak terlalu manis. Wangi udangnya terasa sekali.
Grup ketiga Bian Siang, Handoko dan Agus Chang, yang memasak Bakmi Green Candi. “Kenapa pakai lobster? Ini untuk komandan-komandan dan raja-raja yang ada di sini. Bakmi ala Kuangco kombinasi dengan Medan”.
Bahan bahan ada umami, sedikit minyak wijen, sedikit merica, kecap asin, kecap manis, udang, lapciong, kekian, daging, tauge, lalu green egg, dan dua lobster.
Perwakilan juri menyebutnya sebagai bakmi sultan, karena ternyata selain bentuknya mewah rasanya juga mewah.
Grup berikutnya Sun Kok, Yoga, dan Wendra menyajikan Bakmi Seafood Green Candi. Semua topping memakai seafood, dilengkapi dengan salad supaya ketika makan tidak eneg. Bahan meliputi cumi, scallop, udang, dan kepiting.
Juri menilai masakan ini enak dan luar biasa sekali, out of the box, karena bahan bahan yang digunakan.
Grup nomor lima adalah Rudy, Junias dan Mathew. Mereka memasak Bakmi Amerin (Amerika Indonesia), karena anggota tim adalah orang-orang yang pernah belajar di Amerika.”Ini juga untuk mengenang waktu di Amerika kami masak bersama. Motonya bakmi mahasiswa, rasa maharaja”.
Bahan-bahan sayur organik, dan juga memakai happy egg, serta daging yang terjaga mutunya. “Jadi bisa dipastikan masakan kami sehat dan aman dimakan, tanpa MSG dan rendah kalori”. Para juri menilai secara keseluruhan masakannya oke.
Grup selanjutnya adalah Hok Seng, Tjoan Tjay dan A Siang. Penyajian mereka dengan Bakmi Hong Kong Seafood, yang berdiri tegak, dan di ujung atas ada sepasang sumpit seperti menggulung bakminya terasa unik.
“Kami sudah merencanakan ini sebulan. Yang bikin sport jantung adalah sumpit ini diimpor dari Hong Kong dan datangnya kemarin malam. Jadi cukup bikin tegang dan tidak bisa tidur…”.
Juri menganggap presentasi mereka paling unik dan menarik. Penyajian topping juga dinilai melimpah, dengan kekian yang lezat. “Cocok kalau dijual ke umum”.
Grup ketujuh adalah Tek Gwee, Halim dan Hengko yang menampilkan masakan Bakmi Tempo Dulu Omami, dengan menu yang sehat. Telur memakai happy egg, dan juga ada bawang hitam yang sudah dipakai oleh para koki. Masakan juga tidak menggunakan MSG, dan masih ada bahan salmon. Juri menilai masakan bakminya enak.
Sementara Bambang Soemardi, Tatang Budiono dan Bambang Soegiarto yang di grup kedelapan menyajikan Bakmi Desa. “Bumbunya sederhana tetapi dimasak dengan penuh cinta kasih dan tanpa MSG. Yang penting bukan penampilannya, tapi rasanya”.
Salah satu juri menyatakan meski dinamakan Bakmi Desa tapi vibesnya sangat luxury. Juri lain mengatakan simple tapi rasanya sangat oke.
Grup terakhir adalah Untung, Hok Liong dan Herman. Mereka yang merupakan penggemar mi jowo menyajikan Mi Jawa Garuda. “Semua bahan baku yang kami pakai alami, tidak memakai bahan kimia”.
Sambil menunggu hasil keputusan juri, grup dari BCA menyuguhkan dance. Setelah melalui rapat bersama, dewan juri akhirnya mengambil keputusan pemenang lomba masak itu.
Juara pertama adalah Rudy, Junias dan Mathew dengan masakan Bakmi Amerin. Juara kedua adalah grup Bian Siang, Handoko dan Agus Chang dengan Bakmi Green Candi. Dalam penilaian mereka bersaing ketat dengan tim yang akhirnya jadi juara ketiga.
Juara ketiga adalah tim Sun kok, Yoga dan Wendra dengan masakan Bakmi Seafood Green Candi. Sementara juara favorit diraih oleh bakmi olahan Hok Seng, Tjoan Tjay dan A Siang. Dan karena bentuknya yang tegak ke atas dengan ujung atas ada sumpit, juri sampai menyebutnya bakmi viagra.
Pada kesempatan itu Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Hendrar Prihadi (Hendi) turut hadir di acara tersebut. Mantan wali kota Semarang ini disambut Dirut PT Graha Padma Internusa Hendro Setiadji, dan kemudian beramah tanah dengan para member GCSC.
Kali Kedua
Kusno mengungkapkan hampir semua member hadir dalam acara ini. Jumlah member bersama keluarga 142 orang. Sementara berkaitan dengan lomba, Kusno menjelaskan ini untuk kali kedua diadakan lomba.
Lomba pertama tahun lalu, temanya memasak nasi goreng, dan pesertanya waktu itu sebagian besar grup ibu-ibu, hanya satu grup yang terdiri dari bapak-bapak. “Waktu grup itu terdiri dari Pak Hendro, Pak Kusnaedi, dan Pak Agus. Sayang grup yang mewakili para cowok itu kalah”.
Sementara lomba kali ini para anggota yang terdiri dari pengusaha nasional ini harus mengikuti lomba masak mi. ” Misal ada Pak Agus dari Kopi Luwak, Pak Untung dari Garuda Food, Pak Thendy dari Nayati, Pak Tony dari beras Anak Raja, Pak Sun Kok di bisnis perhotelan (Mr Po), lalu Pak Tatang dari Tong Tji, Pak Siang Yung dari Niko Electronic, dan lain-lain”.
“Selain owner perusahaan, para member juga ada yang distributor tunggal di Jawa Tengah. Seperti Pak Edy yang distributor Semen Tiga Roda, Pak Yoga distributor Kabel Metal, Pak Hengky distributor New Era, dan lain lain”.
Hal ini, menurut Kusno, menjadikan acara sangat menarik. “Kebetulan didengar pula oleh BCA, sehingga BCA memberikan sponsor paling besar. Begitu juga Metro TV dan Indosiar ikut hadir meliput acara ini”.
Kenapa milihnya bakmi? ” Karena bakmi termasuk salah satu makanan yang umum. Bisa dibilang masyarakat banyak yang suka makanan mi. Jadi kita tidak bikin yang neka-neka, khawatir hasilnya tidak maksimal”.
Kusno berharap grup yang membernya sebagian besar di atas kepala lima ini merasakan suka cita bersama dengan terselenggaranya acara ini. “Hal ini akan memberikan semangat hidup yang pada akhirnya akan membuat sehat dan berumur panjang”.
Selain acara besar, GCSC juga rutin mengadakan acara kecil tiap dua bulan. Juga ada kegiatan sosial dengan donasi ke sekolahan, panti asuhan, atau rumah sakit. Sementara kegiatan harian dari pagi diisi dengan olah raga, jalan pagi, renang, pingpong, line dance. (BP)